BPBD Sumut: Antisipasi Cuaca Dinamis dan Ekstrem Di Sumatera Utara Kasus Banjir Bandang Sembahe

photo author
- Sabtu, 6 Mei 2023 | 21:53 WIB
Dinas Kominfo Sumut laksanakan Monitoring Opini dan Aspirasi Publik melalui Talk Show dengan materi "Antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrim di Sumatera Utara" di Studio TVRI Sumut, Jumat (5/5/2023). (Realitasonline.id/Kominfo Sumut)
Dinas Kominfo Sumut laksanakan Monitoring Opini dan Aspirasi Publik melalui Talk Show dengan materi "Antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrim di Sumatera Utara" di Studio TVRI Sumut, Jumat (5/5/2023). (Realitasonline.id/Kominfo Sumut)

Medan - Realitasonline.id| Mengantisipasi cuaca dinamis dan ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Sumatera Utara (Sumut), instansi terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan lainnya sangat diharapkan perannya. Mulai dari perkiraan, kesiapsiagaan hingga penanggulangan terkait bencana.

Hal itu terungkap dalam Dialog Publik TVRI Stasiun Medan Bertema Antisipasi Dalam Menghadapi Cuaca Ekstrem di Sumut yang terselenggara atas kerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut. Siaran yang dipandu pembawa acara Keriawan Sembiring itu menghadirkan narasumber Yosi Sukmono selaku Kepala Bidang Kedaruratan dan Logsitik BPBD Sumut dan Budi Prasetyo, Fungsional Ahli Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda, Balai BMKG Wilayah Medan, di Studio TVRI Sumut Jalan Putri Hijau Medan, Jumat 5 Mai 2023.

Baca Juga: Tim Advokasi Adukan Dugaan Pelanggaran Etik KI Sumut ke Ketua DPRD SU

Pembawa acara membuka pertanyaan seputar kondisi cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Sumut dalam dua bulan terakhir, tetapi juga sempat berubah secara cepat dalam tempo beberapa jam. Seperti yang baru saja terjadi di kawasan Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang pada akhir pekan lalu, dimana curah hujan tinggi di wilayah hulu sungai, menyebabkan bencana banjir bandang di pemandian alam Sembahe dan sekitarnya.

Dalam kondisi itu, Yosi Sukmono menyebutkan pentingnya langkah antisipasi yang diawali dengan kesiapsiagaan dalam hal penanganan cepat kebencanaan. Sebab bencana cenderung berulang di lokasi yang berdekatan. Karenanya diperlukan atensi serta peringatan dari lembaga terkait, termasuk dalam rangka pencegahan.

“Perlu kita tingkatkan kewaspadaan, sehingga peran itu tidak hanya dilakukan pada saat terjadi bencana. Kita melakukan evakuasi, bantuan logistik, atau informasi sebelum terjadi bencana itu (biasanya) bisa diperkirakan. Tentu ini harus diantisipasi,” kata Yosi.

Baca Juga: Momen Musa Rajekshah Di Pojok Baca Taman Kota Kabanjahe Karo Tertawa Dengar Jawaban Lucu Dari Siswa

Yosi kemudian mengaitkan antisiapsi tersebut dengan bencana banjir bandang yang terjadi di kawasan pemandian Sembahe akhir pekan lalu. Justru kejadian itu berlangsung saat cuaca pada pagi hingga siang hari tergolong cerah.

“Saya ambil contoh di Sembahe itu, informasi BMKG memang ada intensitas hujan meningkat. Tetapi ini agak unik, di ujung dan pangkal dari wilayah itu intensitas hujan tidak tinggi. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” sebutnya lagi.

Sebagai lembaga yang selalu dituntut kesiapsiagaaannya, Yosi menyebutkan bahwa BPBD senantiasa mengkondisikan seluruh perangkat seperti peralatan kebencanaan terutama petugas dalam kondisi siap. Sebab bencana bukan sesuatu yang diprogramkan atau sudah diketahui kapan dan dimana akan terjadi.

Baca Juga: Yayasan Pendidikan Bina Ul Ummah Gelar Halal Bi Halal Dengan Pemerintah Kota Padangsidempuan

“Kita memastikan semua peralatan dalam kondisi baik, karena dilakukan pemeliharaan secara berkala. Ketika tidak ada bencana, kita lakukan simulasi berkala. Begitu juga yang kami sampaikan kepada BPBD kabupaten kota. Jadi ketika ada bencana, kita sudah siap. Sebagaimana yang dilakukan BPBD Deliserdang saat banjir bandang terjadi di Sembahe, tim dari Deliserdang langsung turun ke lokasi,” jelasnya.

Selain itu, Yosi juga mengingatkan kepada masyarkat untuk menjaga alam, dimana perusakan lingkungan menjadi satu pemicu terjadinya bencana. Sebab, jika keseimbangan terganggu, maka biasanya menimbulkan dampak buruk sejalan dengan pengrusakan yang terjadi.

Sementara dari sisi prakiraan cuaca dan antisipasi, Budi Prasetyo dari BMKG Wilayah Medan mengatakan bahwa suhu panas memang melanda Sumut, namun apa yang dirasakan dalam dua bulan terakhir, bukan termasuk suhu ekstrem. Karena kenaikannya tidak lebih dari 3’C, dari suhu rata-rata dalam lima tahun belakangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB

Terpopuler

X