medan

Gerakan Desa Sehat Lansia Mandiri Melalui Senam Kesehatan Lansia : Pengembangan Masyarakat Berbasis Teori Health Promotion (Nola Pender)

Senin, 20 Oktober 2025 | 09:58 WIB
Selvi Yanti Zebua, S.Kep,. Ns. (Realitasonline.id/Dok)


Penulis: Selvi Yanti Zebua, S.Kep,. Ns dan Dr Siti Zahara Nasution, S.Kp.,MNS (Program Studi Magister Ilmu keperawatan F.Kep. USU)

Realitasonline.id - Masa lanjut usia (lansia) merupakan periode kehidupan yang
ditandai oleh berbagai perubahan fisik, mental, dan sosial akibat proses penuaan.

Seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh secara alami mengalami penurunan, seperti
menurunnya kekuatan otot, elastisitas sendi, keseimbangan tubuh, serta daya tahan terhadap penyakit.

Kondisi ini membuat lansia lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan seperti hipertensi, diabetes melitus, nyeri sendi (osteoartritis), obesitas, gangguan tidur, dan penurunan kebugaran umum. Namun, sebagian besar keluhan tersebut dapat diminimalkan bahkan dicegah melalui aktivitas fisik teratur seperti senam lansia.

Senam lansia merupakan bentuk latihan fisik yang dirancang khusus dengan gerakan ringan, terukur, dan disesuaikan dengan kemampuan tubuh lansia. Gerakan senam ini berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat otot dan sendi, memperbaiki keseimbangan, serta melatih koordinasi tubuh. Melalui aktivitas ini, tubuh lansia tetap aktif sehingga metabolisme berjalan dengan baik dan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih kuat.

Penelitian menunjukkan bahwa lansia yang rutin melakukan senam memiliki tekanan darah yang lebih stabil, kadar gula darah lebih terkontrol, dan risiko penyakit degeneratif yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif.

Beberapa penyakit yang dapat dikurangi risikonya melalui senam lansia antara lain hipertensi, diabetes melitus tipe 2. Nyeri sendi dan kekakuan otot pun berkurang karena gerakan peregangan dalam senam membantu melumasi sendi dan menjaga fleksibilitas.

Bahkan, gangguan psikologis seperti depresi dan kecemasan dapat berkurang, karena aktivitas senam memicu pelepasan hormon endorfin yang memberikan rasa tenang dan bahagia pada lansia.

Selain manfaat fisik, senam lansia juga memiliki dampak sosial dan emosional yang besar. Melalui kegiatan senam bersama, lansia mendapatkan kesempatan untuk
berinteraksi, bersosialisasi, dan saling mendukung antaranggota kelompok.

Hal ini dapat mengurangi rasa kesepian dan isolasi sosial yang sering dialami oleh lansia, sehingga meningkatkan semangat hidup dan rasa percaya
diri.

Senam lansia bukan sekadar olahraga, tetapi juga sarana terapi sosial dan emosional yang memperkuat kualitas hidup di masa tua.

Pelaksanaan program senam lansia berdasarkan teori Nola Pender dapat dimulai dengan edukasi mengenai manfaat aktivitas fisik bagi kesehatan tubuh dan pikiran,
seperti memperlancar peredaran darah, meningkatkan keseimbangan, mencegah nyeri sendi, serta memperbaiki suasana hati.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan latihan senam secara rutin yang dilakukan bersama kelompok lansia di masyarakat, dibimbing oleh kader dan perawat komunitas.

Keterlibatan teman sebaya dan keluarga menjadi bentuk dukungan sosial yang memperkuat komitmen lansia untuk terus aktif. Semakin tinggi persepsi lansia terhadap manfaat senam dan semakin besar dukungan lingkungan, maka semakin tinggi pula motivasi mereka untuk melakukannya secara berkelanjutan.

Halaman:

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB