Realitasonline.id - Kesehatan masyarakat yang berkelanjutan tidak dapat dibangun hanya dari pelayanan medis di fasilitas kesehatan.
Ia tumbuh dari kekuatan komunitas dari warga yang sadar, peduli, dan aktif menjaga kesehatannya sendiri. Di sinilah konsep pengembangan masyarakat (community development) menjadi kunci utama dalam keperawatan komunitas.
Pengembangan masyarakat merupakan proses sosial yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam mengenali masalah, menentukan prioritas, dan mengelola solusi yang sesuai dengan kebutuhan lokalnya.
Dalam konteks keperawatan, pendekatan ini selaras dengan Health Promotion Model
(HPM) yang dikembangkan oleh Nola J. Pender (1982).
Model ini berfokus pada bagaimana individu dan komunitas dapat memelihara serta
meningkatkan kesehatannya melalui peningkatan motivasi, pengetahuan, dan perilaku sehat.
Pender menekankan bahwa promosi kesehatan tidak hanya tentang menghindari penyakit, tetapi tentang menciptakan kondisi yang memungkinkan masyarakat mencapai potensi kesehatannya secara optimal.
Peran perawat komunitas dalam kerangka ini tidak terbatas pada edukasi, tetapi juga sebagai fasilitator perubahan sosial. Perawat membantu masyarakat membangun kesadaran kritis terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya baik biologis, lingkungan, sosial, maupun perilaku.
Melalui pendekatan partisipatif, masyarakat diajak untuk menilai kondisi kesehatannya sendiri, menentukan prioritas tindakan, dan melaksanakan intervensi berbasis sumber daya lokal. Berbagai penelitian internasional telah membuktikan efektivitas pendekatan ini.
Amirudin et al. (2022) dalam BMC Public Health menemukan bahwa intervensi berbasis Health Promotion Model meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap perilaku sehat, seperti aktivitas fisik dan pengaturan pola makan, khususnya pada komunitas dengan risiko penyakit tidak menular.
Park & Kim (2021) dalam International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan bahwa penerapan HPM di tingkat komunitas mampu memperkuat self-efficacy dan komitmen individu dalam menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, Serrano-Gallardo et al. (2023) dalam Journal of Community Health Nursing menegaskan bahwa promosi kesehatan berbasis komunitas meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan pencegahan primer terhadap diabetes
dan hipertensi melalui edukasi yang berkelanjutan.
Implementasi pengembangan masyarakat dalam praktik keperawatan dapat dilihat dari kegiatan Posyandu, Kampung Sehat, dan Sekolah Sehat, di mana kader dan warga berperan aktif dalam pemantauan gizi, deteksi dini penyakit, serta promosi perilaku hidup bersih dan sehat.
Dalam kegiatan tersebut, perawat berfungsi sebagai mitra yang memberdayakan, bukan sekadar pemberi layanan. Perawat membimbing masyarakat untuk memahami determinan kesehatan, memecahkan masalah secara kolaboratif, dan memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber kekuatan.