MEDAN - realitasonline.id | Ketua DPRD Medan Hasyim SE menegaskan UNHCR harus bertanggung jawab penuh tangani imigran yang sudah bertahun-tahun berada di Kota Medan Sumatera Utara tanpa ada kejelasan terhadap proses mereka.
Hasyim, Rabu (4/8/2021), mengatakan sudah mengetahui adanya kabar yang sempat beredar sebelumnya bahwa ada seorang pengungsi bernama Aqila (57) asal Irak yang sudah 6 tahun tinggal di Kota Medan tidak mendapatkan proses dan akhirnya mengalami sakit diabetes akibat stres di tempat pengungsian.
"UNHCR sebagai Badan PBB yang menangani pengungsi dunia tidak boleh lepas tangan, karena ini jadi tanggungjawab UNHCR dan harus konsisten terhadap penanganan persoalan masalah pengungsi dari Irak. Ini menjadi tanggungjawab penuh dari UNHCR. Jadi, tidak boleh ada alasan apapun mereka (UNHCR) seolah melepas tanggungjawab tersebut," tegasnya.
Politikus PDIP ini menghimbau agar
UNHCR bertanggungjawab dan jangan sampai ada lagi kabar bahwa ada pengungsi yang bunuh diri diduga stres karena tidak mendapatkan proses, seperti yang dialami Qasem Musa (30) pengungsi asal Afghanistan yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di Rumah Detensi Imigrasi (Dudenim) 20 Oktober 2020 lalu.
"Jadi, kita himbau UNHCR dengan kewajiban dan kewenangan mereka itu harus sepenuhnya memberikan perhatian yang lebih baik lagi kepada pengungsi, khususnya dari Irak tersebut," tegas Ketua DPC PDIP Kota Medan ini.
Dikabarkan bahwa hingga saat ini masih banyak refugees (pengungsi) yang menanti kejelasan dari United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk diberangkatkan ke negara selanjutnya agar dapat bekerja untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak lagi.
Menurut hasil pantauan awak media, sejak Juni hingga Juli 2021, tak sedikit imigran yang mengaku jika ada yang diberi janji saja tanpa adanya proses. Hal itu terjadi sebelum datangnya pandemi Covid-19 dan terkesan pilih kasih dalam menangani para imigran.