medan

Ketua TP PKK Sumut Sebut Anak Masuk SD Tidak Wajib Pandai Calistung

Senin, 12 Juni 2023 | 13:00 WIB
Bunda PAUD Sumut bersama Bunda PAUD Kabupaten/Kota pada acara gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan Jakarta. (Realitasonline.id/Kominfo Sumut)

Jakarta - Realitasonline.id| Ketua TP PKK Sumut yang juga Bunda PAUD Sumatera Utara Nawal Lubis mengatakan sekolah harus menjadi tempat menyenangkan agar anak yang baru masuk sekolah SD tidak takut. Masa transisi PAUD ke SD ini harus yang menyenangkan dan membuat perasaan anak gembira.

Bunda PAUD Sumatera Utara Nawal Lubis ini menyebutkan langkah pertamanya yaitu meniadakan tes Calistung (baca, tulis, berhitung) dan sekolah jangan membebankan banyak tes kepada anak sehingga membuat perasaan anak menjadi takut ke sekolah.

"Masa transisi PAUD ke SD merupakan tahun-tahun emas anak-anak, sehingga perlu perlakuan istimewa. Sayangnya, selama ini ada syarat-syarat yang harus dipenuhi saat masuk SD seperti kemampuan Calistung," kata Nawal Lubis.

Baca Juga: Usia Masuk TK dan SD Berubah, Orangtua Wajib Tahu

"Masa transisi ini penting, dan harus menyenangkan, kalau dipaksakan anak harus bisa Calistung itu bisa membuat mereka stress, jadi malah takut ke sekolah," kata Nawal Lubis yang beberapa waktu lalu mengikuti acara Komitmen Bersama Bunda PAUD Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang digelar Kementrian Pendidikan RI di The Sultan Hotel dan Residence Jakarta Pusat.

Langkah ini menurut Nawal Lubis harus diimplementasikan demi menyelamatkan masa depan anak-anak dan bangsa. Meski hal tersebut bukan hal yang mudah, karena selama ini banyak sekolah dan orang tua beranggapan masuk SD harus mampu Calistung.

"Ini pandangan yang keliru, harus kita luruskan, karena anak PAUD itu tidak wajib bisa Calistung, konsep belajar mereka itu bermain, bukan memaksa harus bisa," kata Nawal Lubis.

Baca Juga: Presidium GM FKPPI Dukung Polda Sumut Usut Pengerusakan Plank HGB PTPN2 di Tanjung Morawa

Sebeumnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI Nadiem Makarim pada acara itu mengatakan adanya tes Calistung saat masuk SD buruk bagi anak-anak. Namun, bukan berarti tidak boleh diajarkan di usia dini.

"Penerimaan ada tes Calistung itu keterlaluan, berarti SD lepas tangan ke PAUD, padahal itu kewajiban mereka, bukan berarti juga tidak boleh diajarkan Calistung, namun harus dengan cara menyenangkan," kata Nadiem Makarim.

Dirjen PAUD Iwan Syahril menjelaskan, ada tiga yang menjadi perhatian dalam gerakan transisi ini. Hal yang pertama adalah mengahapuskan tes Calistung saat masuk SD, kemudian masa perkenalan selama 2 minggu, dan terakhir pembelajaran holistik fokus pada 6 pondasi anak.

Baca Juga: 3 Ciri Rumah yang Sering Didatangi Malaikat, Rumahmu Termasuk ?

Keenam pondasi anak tersebut yaitu agama dan budi pekerti, kematangan emosional, keterampilan sosial, memaknai belajar, keterampilan motorik dan kematangan kognitif. "Ini harus kita dorong ke semua SD untuk menyelesaikan masalah fundamental pendidik anak-anak," kata Iwan Syahril.

Hadir pada acara Gerakan Transisi PAUD ke SD ini Ketua Bidang 1 Oase KIM Franka Makarim, Pendamping Menteri ATR/BPN Nanny Hadi Tjahjanto dan jajaran Kemenristekbud. Hadir juga Bunda PAUD seluruh Indonesia termasuk kabupaten/Kota dan Dinas terkait. (AY)

Tags

Terkini

Kota Medan Kirim 5 Armada Damkar ke Aceh Tamiang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43 WIB

UMP Sumut 2026 Naik 7,9 Persen Kini jadi Rp3.228.971

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:07 WIB