Harga Minyak Mentah Berjangka WTI Bertahan di Bawah US$ 75 Per Barel di Perdagangan Selasa (23/1/2024)

photo author
- Selasa, 23 Januari 2024 | 20:32 WIB
Harga Minyak Mentah Berjangka WTI Bertahan di Bawah US$ 75 Per Barel di Perdagangan Selasa (23/1/2024)
Harga Minyak Mentah Berjangka WTI Bertahan di Bawah US$ 75 Per Barel di Perdagangan Selasa (23/1/2024)

realitasonline.id - Pada perdagangan Selasa (23/1/2024) Harga minyak mentah berjangka WTI bertahan di bawah US$ 75 per barel dan Brent bertahan di sekitar US$ 80 per barel di pasar spot.

Di mana harga ini mendekati level tertinggi dalam empat minggu karena adanya kekhawatiran pasokan akan terganggu akibat meluasnya konflik Timur Tengah.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, ada serangan baru dari pasukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap Houthi di Yaman.

"Hal ini memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas di wilayah tersebut sehingga berpotensi mengganggu pasokan," kata Sutopo.

Dia menjelaskan, harga minyak mentah melonjak 2% pada Senin (22/1) menyusul laporan bahwa drone Ukraina menyerang fasilitas energi di pantai Baltik Rusia.

Sementara itu, dimulainya kembali aliran minyak dari ladang minyak terbesar Libya dan tanda-tanda peningkatan produksi, terutama dari negara-negara non-OPEC, terus membebani pasar minyak.

Di sisi permintaan, IEA merevisi proyeksi pertumbuhan permintaan minyak tahun 2024 menjadi 1,24 juta barel per hari, naik sebesar 180.000 barel per hari.

Alasannya, ada potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan penurunan harga minyak mentah di kuartal keempat.

OPEC juga mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan sebesar 2,25 juta barel per hari pada tahun 2024, dengan ekspektasi kuat terhadap pertumbuhan sebesar 1,85 juta barel per hari pada tahun 2025.

Sutopo mencatat, harga minyak mentah meningkat US$ 3,19 per barel atau 4,45% sejak awal tahun 2024, menurut perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas ini.

Minyak mentah WTI diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 74,81 per barel pada akhir kuartal I-2024 dan US$ 80,97 per barel dalam waktu 12 bulan.

Kemudian, minyak mentah Brent diperkirakan akan diperdagangkan pada US$ 80,54 per barel pada akhir kuartal I-2024 dan US$ 86,68 per barel dalam waktu 12 bulan.

"Sepertinya harga saat ini mencoba untuk naik, namun banjir minyak di pasaran masih menahan harga," ucap Sutopo.

Sutopo menyarankan para trader melakukan pembelian saat terjadi koreksi ke kisaran harga US$ 72-US$ 73 per barel. Para trader juga disarankan untuk tidak menahan posisi terlalu lama.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Cut Yuliati

Tags

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X