realitasonline.id - Pada perdagangan Rabu (24/1/2024) kurs rupiah di pasar spot melemah 0,49% menjadi Rp 15.713 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
Diperdagangan pagi ini, kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) melemah 0,40% ke Rp 15.719 per dolar AS, dari hari perdagangan sebelumnya di Rp 15.656 per dolar AS.
Menanggapi hal tersebutm Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah terdepresiasi sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran terkait Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024.
Secara historis, kurs rupiah memang cenderung melemah menjelang Pemilu dan cenderung kembali menguat setelah selesai Pemilu.
Selain itu, kurs rupiah juga melemah akibat penurunan probabilitas penurunan suku bunga The Fed di semester pertama 2024.
"Penurunan probabilitas ini disebabkan oleh masih solidnya data indikator AS serta masih belum adanya sinyal kuat ruang pemotongan suku bunga dari pejabat The Fed," paparnya.
Sementara, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, data inflasi dan pasar tenaga kerja AS yang kuat membuat para trader sebagian besar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal oleh The Fed.
Gagasan ini diperburuk oleh serangkaian komentar hawkish dari pejabat The Fed selama seminggu terakhir.
Pelaku pasar menantikan rilis Indeks Manajer Pembelian (PMI) malam ini dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan dirilis besok.
"Indikator ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai kesehatan perekonomian AS dan berpotensi mempengaruhi sikap Federal Reserve terhadap kebijakan suku bunga," ucap Ibrahim.
Ibrahim memprediksi, mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp 15.700 per dolar AS- Rp 15.750 per dolar AS pada perdagangan Kamis (25/1).
Sementara Josua memperkirakan, rupiah berpotensi menguat di tengah ekspektasi penurunan data PMI manufaktur AS di kisaran Rp 15.650 per dolar AS-Rp 15.750 per dolar AS.***