realitasonline.id - Menurut para analis pasar kurs rupiah diperkirakan tertekan di awal pekan ini. Akhir pekan kemarin, kurs rupiah ditutup melemah di seluruh pasar.
Kurs rupiah melemah 0,006% ke Rp 15.624 per dolar Amerika Serikat (AS). Di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,3% ke Rp 15.654 per dolar AS.
Menanggapi hal tersebut, Research And Development PT Handal Semesta Berjangka Alwy Assegaf mengatakan, kurs rupiah berpotensi melemah di awal pekan karena hasil data inflasi produsen AS.
Dia menjelaskan, ekspektasi pasar di Januari naik 0,1% dari bulan Desember yang turun 0,1%.
"Jika sesuai ekspektasi atau di atas ekspektasi maka akan melemahkan rupiah," ujarnya.
Adapun AS telah mengumumkan data produsen AS naik 0,3% atau di atas ekspektasi pasar.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga sependapat bahwa rupiah akan melemah di awal pekan ini.
Selain hasil inflasi produsen AS, ia menyebut investor juga menantikan data hasil RDG BI.
"BI diperkirakan mempertahankan suku bunganya di level 6%," katanya.
Karenanya, Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.600 - Rp 15.700 per dolar AS.
Sementara Alwi memproyeksikan rupiah di kisaran Rp 15.560 - Rp 15.670 per dolar AS.