Realitasonline.id | Guilt tripping adalah sebuah teknik manipulasi emosional yang dilakukan dengan membuat seseorang merasa bersalah untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pengasuhan anak, guilt tripping dapat digunakan oleh anak-anak untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang tua.
Contoh:
- Seorang anak merengek dan menangis di depan toko mainan untuk mendapatkan mainan yang diinginkannya.
- Seorang anak berkata kepada orang tuanya, "Kalian tidak menyayangiku. Kalian tidak pernah mau menghabiskan waktu denganku."
- Seorang anak remaja berkata kepada orang tuanya, "Kalian terlalu protektif. Kalian tidak mempercayaiku."
Baca Juga: Yuk Simak Mengenal Dilema Landak atau Hedgehog’s Dilemma di Lingkungan Kantor
Dampak Guilt Tripping:
- Membuat orang tua merasa bersalah dan stres.
- Merobek hubungan antara orang tua dan anak.
- Mencegah anak belajar bertanggung jawab atas perilakunya.
- Mendorong anak untuk terus menggunakan manipulasi emosional untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Cara Mengatasi Guilt Tripping:
- Tetap tenang dan jangan terpancing emosi.
- Jelaskan kepada anak bahwa Anda tidak akan menuruti permintaannya karena dia menggunakan guilt tripping.
- Tegaskan aturan dan konsekuensi yang jelas.
- Ajarkan anak cara yang lebih baik untuk mengekspresikan perasaannya.
- Berikan anak pujian dan perhatian positif ketika dia berperilaku baik.
Berikut beberapa tips tambahan:
- Berikan anak pilihan.
- Ajak anak berdialog dan dengarkan perasaannya.
- Ajarkan anak tentang konsekuensi dari perilakunya.
- Berikan anak contoh yang baik.
Jika Anda merasa kesulitan mengatasi guilt tripping, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Ingat: Sebagai orang tua, Anda bertanggung jawab untuk mendidik dan membimbing anak Anda. Guilt tripping bukanlah cara yang efektif untuk mendisiplinkan anak.
Dengan kesabaran dan ketegasan, Anda dapat membantu anak Anda belajar bertanggung jawab atas perilakunya dan membangun hubungan yang sehat dengan Anda. (TPA)***