Realitasonline.id | Trauma antargenerasi adalah fenomena kompleks di mana pengalaman traumatis dari generasi sebelumnya mengalir ke generasi berikutnya, mempengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka.
Ini bisa berupa pelecehan masa kecil, pengalaman traumatis, atau rasa tidak aman yang diwariskan secara genetik.
Gejala yang muncul pada keturunan trauma antargenerasi sering kali mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Hal itu juga termasuk kewaspadaan berlebihan, kecemasan, dan disregulasi suasana hati.
Baca Juga: Ilusi Optik dan Manfaatnya dalam Kesehatan Mental dan Keterampilan Observasi, Yuk Temukan!
Alasan di balik ini adalah bahwa trauma bisa menyebabkan perubahan epigenetik, yang memengaruhi cara gen diaktifkan atau dinonaktifkan tanpa mengubah urutan DNA.
Ketika seseorang mengalami trauma, sistem genetiknya bisa beradaptasi dengan lingkungan yang penuh tekanan.
Misalnya, seseorang yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang dipenuhi dengan ketegangan dan emosi negatif.
Baca Juga: Uji Kemampuan Penglihatan dengan Ilusi Optik: Temukan Angka di Antara 496 dalam Tes 6 Detik
Karena itu, trauma yang tidak terselesaikan mungkin akan mewariskan pola perilaku tersebut kepada anak-anak mereka.
Ini bisa berupa penggunaan kekerasan verbal atau fisik sebagai bentuk komunikasi atau penyelesaian konflik.
Trauma antargenerasi seperti ini menciptakan lingkungan keluarga yang tidak sehat, di mana pola traumatis terus berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Baca Juga: ILUSI OPTIK UJI IQ: Hanya 2 Persen yang Dapat Menemukan Ikan Tersembunyi di Hutan dalam 8 Detik!
Namun, ada harapan untuk penyembuhan trauma antargenerasi.