Mensyukuri Nikmat dan Memperkuat Silaturahmi: Tradisi Punggahan dalam Bingkai Ramadhan

Realitasonline.id | Punggahan, yang juga dikenal sebagai "Megengan" atau "Ruah", adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari Rabu terakhir di bulan Sya'ban.

Secara harfiah, "punggahan" berasal dari kata "unggah" yang berarti "naik". Tradisi ini dimaknai sebagai momen untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Berikut adalah beberapa makna diadakannya punggahan:

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan:

Punggahan menjadi momen refleksi diri untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Umat Islam diajak untuk memperbanyak ibadah, seperti salat sunah, membaca Al-Quran, dan bersedekah.

Baca Juga: Menyambut Tamu Istimewa: Persiapan Diri Menjelang Bulan Ramadhan yang Penuh Berkah

2. Mendoakan Leluhur:

Punggahan juga menjadi momen untuk mendoakan para leluhur yang telah meninggal dunia. Biasanya, masyarakat Jawa akan mengunjungi makam leluhur dan memanjatkan doa untuk mereka.

3. Mempererat Silaturahmi:

Tradisi punggahan juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi antar keluarga dan tetangga. Masyarakat Jawa akan saling mengunjungi dan berbagi makanan.

4. Mensyukuri Nikmat Allah SWT:

Punggahan menjadi momen untuk mensyukuri nikmat Allah SWT atas limpahan rezeki dan kesehatan. Masyarakat Jawa akan mengadakan kenduri atau selamatan dengan menyediakan berbagai hidangan.

Baca Juga: Meningkatkan Kedekatan dengan Diri Sendiri dan Tuhan: Tips Me Time di Bulan Ramadhan