realitasonline.id - Pada perdagangan Rabu (7/8/2024) harga emas turun tipis karena dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil Treasury menguat di pasar spot.
Sedangkan, taruhan pemotongan suku bunga The Fed pada bulan September membatasi kerugian lebih dalam.
Berdasarkan data yang dilansir dari Reuters, harga emas spot turun 0,2% menjadi US$2.385,23 per ons troi pada pukul 0155 GMT. Sedangkan, emas berjangka AS turun 0,3% menjadi US$2.425,50.
Baca Juga: Harga Emas Antam Merosot Tajam Rp 14.000 Dibanderol Rp1.399.000 Per Gram
Selain itu, Dolar pulih, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun acuan naik lebih tinggi.
Di sisi lain, pasar melihat peluang 70% untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin pada bulan September, menurut CME FedWatch Tool.
Sementara, emas tanpa hasil cenderung berkembang dalam lingkungan suku bunga rendah.
Pada hari Senin, para pembuat kebijakan The Fed menolak anggapan bahwa data pekerjaan Juli yang lebih lemah dari perkiraan berarti ekonomi sedang dalam keadaan jatuh bebas resesi.
Tetapi juga memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga akan diperlukan untuk menghindari hasil seperti itu.
SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, mengatakan, kepemilikannya naik 0,37% menjadi 848,06 ton pada hari Selasa dari 844,90 ton.
Di bidang geopolitik, AS telah mengkomunikasikan kepada Iran dan Israel bahwa konflik di Timur Tengah tidak boleh meningkat, kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada hari Selasa.
Meskipun Pentagon memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir serangan terhadap pasukannya di wilayah tersebut.
Di tempat lain, harga perak spot turun 0,2% menjadi US$26,99 per ons troi, platinum naik 0,31% menjadi US$914,90, dan paladium naik 0,13% menjadi US$875,77.
