Realitasonline.id - Jakarta | Harga saham Bank Syariah Indonesia atau BSI (BRIS) diproyeksi bersinar dengan target harga tembus Rp3.900, karena terdorong kinerja fundamental yang moncer dan strategi bisnis yang tepat.
Adapun pada perdagangan Senin (26/5/2025), harga BRIS sempat melonjak 1,7% atau Rp50 menjadi Rp2.990 per lembar saham saham. Senior Equity Research Analyst PT Ciptadana Sekuritas Asia Erni Marsella Siahaan dalam hasil analisisnya yang dipublikasikan belum lama ini merekomendasikan peringkat beli BRIS tetap dipertahankan dengan target harga menembus Rp3.900 per saham.
"Harga BRIS bisa menembus Rp3.900 per saham, yang menyiratkan PBV 3,5x 2025 dengan kemungkinan pertumbuhan pembiayaan yang positif di tengah ketatnya pasar likuiditas secara nasional," tulis Erni dalam hasil risetnya, yang dikutip Senin (26/5/2025).
Baca Juga: Review Lengkap Toyota Raize, Mobil Compact yang Stylish dan Irit BBM
Erni menjelaskan kinerja fundamental tersebut. Pendapatan non-margin melonjak sebesar 42% secara tahunan, terdorong oleh pertumbuhan yang kuat dalam pembiayaan emas, treasury, dan e-channel. Ketiga aspek tersebut masing-masing naik sebesar 52%, 47%, dan 34% secara tahunan.
Hal ini mendorong pendapatan non-bunga terhadap ke rekor tertinggi sebesar 28% pada kuartal I/2025. Sebagai Gambaran, penaikannya sebesar 25% pada kuartal IV/2024 dan 22% pada kuartal I/2024.
Strategi bisnis yang tepat pun menjadi sorotan Erni. Terlihat dari operating expenditure (Opex) perseroan yang meningkat sebesar 16,5% secara tahunan.
Baca Juga: BRI Sabet 3 Penghargaan Internasional dari The Asset di Hong Kong
“Menurut pandangan kami, mengingat ekspansi agresif bank dalam infrastruktur fisik dan digital. Misalnya jaringan ATM dan CRM meningkat dua kali lipat menjadi 5.500 unit; EDC meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 500.000 unit, di samping bisnis emasnya yang terus berkembang,” lanjut Erni dalam penjelasan tertulisnya.
Cost to income ratio (CIR) pun dikelola dengan baik oleh manajemen perseroan yaitu kurang dari 49% pada kuartal I/2025. Dibandingkan dengan 58% pada kuartal IV/2024.