Realitasonline.id - Jakarta | Ternyata masih ada asa buat pemuda Yatim Farizki Ramdhani yang hidup tanpa kehadiran ayah.
Ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga, murdi kelas 10-4 Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan itu menemukan harapan baru lewat hadirnya Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo Subianto.
Di tengah keterbatasan ekonomi, Andra mengaku Sekolah Rakyat telah membuka jalan baginya untuk meraih pendidikan yang layak.
Baca Juga: Terbesar Sepanjang Sejarah Indonesia, Anggaran Pendidikan 2026 Capai Rp 757,8 Triliun
“Buat Bapak Presiden Prabowo, terima kasih udah buat Sekolah Rakyat. Karena ini buat orang-orang nggak mampu. Bikin anak-anak semangat belajar, nggak males-malesan, biar pinter juga. Ini juga bikin Indonesia maju,” ucapnya penuh haru saat ditemui di sekolahnya, Selasa (12/8/2025).
Sekolah Rakyat tempat Andra belajar adalah sekolah berasrama.
Baginya, masa adaptasi di asrama adalah pengalaman berharga meski penuh tantangan.
“Kesannya pasti jauh dari orang tua, masih kangen. Tapi enaknya di sini rame sama teman-teman, ada aja kisah lucunya,” kata Andra.
Rutinitas hariannya padat yakni bangun pagi, salat Subuh, olahraga, hingga upacara sebelum masuk kelas.
Sore hari ia biasa menelpon ibunya untuk sekadar menanyakan kabar.
“Dulu dibangunin mama, sekarang dibangunin teman. Dulu makan masakan mama, sekarang makan rame-rame,” ujarnya lirih.
Meski kadang merasa suntuk dengan lingkungan asrama yang itu-itu saja, Andra menemukan semangat dari persahabatan. Ia sering bercanda dengan Fatir dan Reza, dua teman dekatnya di kamar.
Dari hal sepele seperti rebutan kamar mandi hingga bercanda karena lupa menaruh barang, semuanya menjadi bumbu kebersamaan.
“Asik aja ngobrol sama mereka. Jadi kayak keluarga sendiri,” katanya.