Dulu Lokasi Pembuangan Sampah, Kini Jadi Kebun Anggur Bernilai Puluhan Juta Rupiah

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 12:25 WIB
Keterangan gambar: Ksmpung Anggur Ksmpung Anggur Duyu Bangkit, Kelurahan Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Realitasonline / Ist)
Keterangan gambar: Ksmpung Anggur Ksmpung Anggur Duyu Bangkit, Kelurahan Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Realitasonline / Ist)

Realitasonline.id - Sulawesi Tengah | Dari lahan bekas tempat pembuangan sampah, kini tumbuh deretan tanaman anggur yang subur dan menjadi penggerak ekonomi warga.

Itulah kisah warga di Kampung Reforma Agraria Duyu Bangkit, Kelurahan Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang membuktikan bahwa program Reforma Agraria bukan sekadar sertifikasi  tanah, melainkan juga upaya nyata membangun kemandirian ekonomi masyarakat.

Kampung ini bermula dari semangat sekelompok warga yang sempat tinggal di tenda pengungsian pasca bencana Palu tahun 2018. Mereka bertekad bangkit dengan mengubah lahan kosong menjadi kebun anggur produktif.

Baca Juga: Rahasia Kelola Prospek dengan Sales Pipeline, Closing Lebih Cepat

“ Kami buat kebun anggur ini dari nol sekali. Awalnya seadanya, bahkan tahun pertama kami rugi. Tapi kami terus jalan karena ingin punya penghasilan sendiri,” kenang Saifuddin (45), Ketua Kelompok Tani Duyu Bangkit, saat ditemui di kebunnya, Senin (10/11/2025).

Kebun anggur seluas 30 x 34 meter itu berdiri di atas tanah pinjaman keluarga salah satu anggota kelompok. Dengan modal terbatas, enam orang petani pertama harus menggadaikan BPKB motor demi membeli bibit dan peralatan dasar.

Perjuangan mereka baru membuahkan hasil setelah tahun 2021, Kementerian ATR/BPN hadir membawa program Reforma Agraria ke wilayah tersebut.

Baca Juga: BRImo Digunakan 44,4 Juta User dengan Transaksi Rp25 Triliun per Hari, Serasa Semakin Dekat dengan Rakyat

Melalui koordinasi dengan Pemerintah Kota dan sejumlah instansi, BPN membantu warga dalam akses infrastruktur, penyuluhan pertanian, hingga dukungan pemasaran.

“ Dulu panen selalu gagal, hujan turun anggur busuk semua. Setelah dibantu BPN, kami bisa pasang plastik UV dan hasilnya mulai stabil. Sekarang bisa panen dua sampai tiga kali setahun, ” ujar Saifuddin.

Hasil kerja keras itu kini membuahkan hasil manis. Setiap petak lahan mampu menghasilkan hingga Rp90 juta per panen, angka yang dulu hanya sebatas mimpi bagi kelompok ini.

Tahun 2025, tercatat ada 13 titik kebun anggur dengan 13 varietas berbeda yang dikelola Kelompok Tani Duyu Bangkit. Kebun mereka kini juga menjadi objek wisata edukasi, di mana pengunjung dapat memetik anggur langsung dari pohonnya.

“ Dulu kami cuma buruh, sekarang kami bisa mengajak orang lain bekerja di kebun sendiri. Itu baru namanya Reforma Agraria, ” ucap Saifuddin bangga.

Selain menjadi sumber penghasilan, kebun anggur juga menjadi simbol kemandirian masyarakat Duyu. Banyak warga kini tak lagi bergantung pada pekerjaan serabutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB

Terpopuler

X