Realitasonline.id | Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kegiatan suatu organisasi, negara, dan perusahaan.
Pada era ini banyak sekali pemimpin yang bermunculan dan menjadi pusat perhatian media, apalagi jika mereka adalah perempuan.
Di era pembebasan perempuan, status perempuan dan laki-laki tidak berbeda, banyak perempuan yang memiliki bakat menjadi pemimpin.
Namun, masih banyak pihak yang mempertanyakan undang-undang mengenai akses perempuan terhadap posisi manajemen.
Banyak spekulasi yang berbeda-beda, ada yang berpendapat kalau ingin jadi pemimpin harus laki-laki dan biasanya laki-laki.
Berikut tanggapan Ustaz Abdul Somad (UAS) terhadap hukum perempuan menjadi pemimpin, dijelaskan di channel YouTube Muslim Khilafah.
Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Buka Rahasia agar Anak Jadi Pintar dan Berprestasi, Lakukan 3 Amalan Ini
“Sebelumnya kami diminta untuk memperkenalkan pemimpin perempuan, jadi kesimpulannya Pemimpin Imamatun Usma Khalifah tidak diperbolehkan,” kata UAS.
Jika ada pemerintahan Islam, rajanya tidak boleh perempuan.
“Kalau pemimpin daerah, pemimpin ormas yang bisa digulingkan dan sengaja digulingkan, bisa perempuan,” kata UAS.
Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Buka Rahasia agar Anak Jadi Pintar dan Berprestasi, Lakukan 3 Amalan Ini
Dari mana argumen ini berasal? Umar Bin Khattab pernah mengangkat Kepala Polisi Islam wilayah yang membawahi kota Madinah sebagai pengawas pasar, namanya Ummu Syifa.
Menurutku Ummu Syifa itu perempuan tapi bukan penguasa absolut, tidak boleh memerintah secara absolut.
“Ada yang tidak sependapat dengan perempuan, seringkali bukan karena mereka perempuan tapi karena partainya dan pendukungnya,” kata UAS.