Medan - Realitasonline.id | Debat pertama calon presiden (capres) yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru saja selesai dilaksanakan pada Selasa (12/12) malam.
Ketiga capres telah menunjukkan performanya masing-masing untuk menarik simpati publik.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Faisal Riza menilai dari segi performa posisi capres berdiri saat berdebat tidak menarik.
Baca Juga: Hermès: Perjalanan Sebuah Merek Mode yang Legendaris!
Faisal menganggap ketiga capres tidak bisa berekspresi secara leluasa karena posisi berdiri yang tidak mendukung.
"Saya lihat dari sisi performance, ya posisi berdiri tiga capres itu tidak menarik. Andai posisi duduk agak melengkung mungkin ketiga capres ini bisa lebih ekspresif dan artikulatif," kata Faisal, Kamis (14/12).
Ia juga menyorot penguasaan ketiga capres terhadap tema yang ditentukan KPU pada debat perdana itu.
Menurut dia, capres nomor urut 1 Anies Baswedan lebih diuntungkan dengan tema 'Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi' itu.
Baca Juga: Plot Twist! Ini Dia Sosok Ahli Waris Hermes, Bukan Keluarga?
"Soal penguasaan tema saya melihat Anies lebih mengesankan, disusul Ganjar, dan Prabowo. Anies lebih banyak mengeluarkan argumen dan kaya perspektif. Di sisi lain, Ganjar cukup tajam dalam mempertanyakan isu-isu krusial yang belum selesai terutama ditujukan kepada Prabowo," kata Faisal.
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo sempat mempertanyakan terkait isu HAM yang melekat pada pribadi Prabowo Subianto dinilai tajam.
Baca Juga: Universitas King Abdulaziz Buka Beasiswa Program Pascasarjana Tahun 2024
"Ada 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Pada 2009, DPR sudah mengeluarkan empat rekomendasi kepada Presiden. Keempat rekomendasi itu, membentuk pengadilan HAM, menemukan 13 korban penghilangan paksa pada 1997-1998, pemulihan dan kompensasi pada korban pelanggaran HAM berat, dan meratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa," kata Ganjar.
Lantas Ganjar pun mempertanyakan kepada Prabowo terkait 13 korban penghilangan paksa, apakah Prabowo akan membantu supaya korban itu ditemukan dan ibu dari mereka yang selama ini menanti kejelasan soal anaknya bisa berziarah.