realitasonline.id - Hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (19/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada akhir pekan ini. IHSG melemah 0,35% atau 25,56 poin ke level 7.227,40 di pasar spot.
Baca Juga: IHSG Naik 8,49 Poin ke Level 7.261,45 di Akhir Perdagangan Sesi I Jumat (19/1/2024)
Menanggapi hal tersebut, Pengamat pasar modal & founder WH-Project William Hartanto menilai dalam sepekan ini pergerakan IHSG masih mixed, karena cukup jelas terlihat pengujian level 7.200 sebagai support. Namun sejauh ini berhasil dipertahankan.
“Penyebab pergerakan mixed dari IHSG ini masih antara profit taking saham-saham big caps dari emiten Prajogo Pangestu seperti, BREN BRPT, TPIA yang melawan big caps perbankan seperti BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI,” ujar William.
Baca Juga: IHSG Turun 0,12% ke Level 7.239 di Awal Perdagangan Jumat (19/1/2024)
Selain itu, dia menyebutkan penyebab pergerakan IHSG yang masih mixed tersebut juga karena adanya tekanan bobot dari saham PT Astra International Tbk (ASII). Di mana, saham itu dalam sepekan ini terjadi net buy asing.
“Namun tidak besar, sehingga kondisi tersebut tidak mendukung penguatan lanjutan,” kata Wiliam.
Wiliam pun memberi kesimpulan bahwa, hingga sepekan ke depan pergerakan IHSG masih akan menguji level 7.200, mixed dengan faktor saham-saham big caps yang telah disebutkan di atas.
Baca Juga: IHSG Bertahan di Zona Hijau Naik 52,33 Poin di Level 7.252,96 di Akhir Perdagangan Kamis (18/1/2024)
“Adapun untuk sektor yang dapat diperhatikan yaitu, pertambangan dan perbankan,” ujarnya.
Sementara saham yang direkomendasikan yakni, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dengan target harga Rp 1.690 per saham, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) dengan target harga Rp 420 per saham.
Dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan target harga Rp 2.800 - Rp 3.000 per saham.
Sementara analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyebut selama sepekan ini pergerakan IHSG lebih didominasi oleh sentimen dari global.
“Hal itu tercermin lantaran di mana rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar Herditya.