REALITASONLINE.ID | Suku Mandailing merupakan suku tertua yang mendiami daerah Sumatera Utara, tepatnya wilayah Tapanuli Selatan.
Suku ini ternyata memiliki tradisi unik yang dikenal dengan nama Upah-Upah Tondi.
Tradisi Upah upah merupakan tradisi yang berasal dari suku Mandailing berupa upacara adat yang dilaksanakan dengan mendoakan hal baik pada kegiatan tertentu.
Biasanya Upah upah digunakan di berbagai macam kegiatan, misalnya saat pada acara wisuda, khataman Al-Quran, pernikahan, maupun hanya sekadar acara selamatan.
Dalam tradisi Upah upah ini, terdapat nilai-nilai nasihat dan doa untuk mensyukuri pencapaian atau suatu upacara adat, serta juga dapat diadakan untuk orang yang tertimpa musibah dimana bertujuan untuk mengembalikan semangat orang yang tertimpa musibah tersebut sekaligus menunjukkan rasa empati.
Tradisi ini telah diadakan sejak dahulu kala yang dimana tradisi ini juga terbagi menjadi beberapa kategori. Misalnya ada yang mengadakan untuk membuat hajatan seperti kelahiran anak dan pernikahan.
Di lain hal ada juga yang mengadakan tradisi ini untuk selamatan kepada anak laki-laki yang berhasil memperoleh pekerjaan.
Namun kali ini kita akan membahas ke 1 jenis Upah upah yaitu Upah upah Tondi.
Upah upah Tondi adalah tradisi doa yang diadakan saat seseorang tertimpa musibah, baik terkena penyakit maupun kecelakaan.
Kata Tondi sendiri bisa dimaknai sebagai semangat. Berkaitan dengan makna kata Tondi tersebut, tradisi ini mempunyai tujuan untuk memberikan semangat kembali kepada seseorang yang mengalami penyakit dengan memberi nasihat berupa lantunan khusus.
Karena suku Mandailing percaya bahwa orang yang tertimpa penyakit akan kehilangan semangat, tradisi ini diadakanlah untuk mengembalikan semangat orang tersebut.
Tak hanya itu, tradisi ini memiliki tujuan lainnya yaitu membuang sial, dimana kita berdoa agar musibah yang telah menimpa orang tersebut tidak terulang lagi.
Tentu saja dalam melaksanakan kegiatan Upah upah Tondi ini membutuhkan beberapa perlengkapan dan bahan-bahan yang sebelumnya sudah harus dipersiapkan, dimana terdapat makna khusus yang terkandung dari tiap-tiap perlengkapan tersebut.
Seluruh perlengkapan yang sudah dikumpulkan ditempatkan di atas nampan, atau orang Mandailing menyebutnya dengan baki.