Kesenangan dan kebahagiaan dalam memelihara kucing kemudian mencuat melalui karya sastra dan seni, dan kucing menjadi subjek dalam banyak lukisan dan puisi. Masyarakat mulai menghargai sifat kucing yang anggun, mandiri, dan juga sebagai teman yang baik.
Di abad ke-19, dengan berkembangnya kota-kota besar dan pertumbuhan populasi manusia, kucing menjadi teman hidup yang setia dalam mengendalikan tikus dan hama di lingkungan yang padat. Pada masa ini, masyarakat mulai mengetahui manfaat memelihara kucing di perkotaan.
Pertumbuhan teknologi dan perubahan sosial pada abad ke-20 juga membawa pergeseran baru dalam hubungan manusia dan kucing.
Kucing tidak hanya dihargai sebagai pemburu tikus atau hewan peliharaan yang menyenangkan, tetapi juga sebagai anggota keluarga yang memberikan kenyamanan emosional.
Industri makanan kucing dan produk perawatan hewan peliharaan mulai berkembang, menciptakan pasar besar yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap kucing sebagai hewan peliharaan.
Dalam beberapa waktu belakangan ini, kehadiran kucing di media sosial juga membawa perhatian global terhadap kehidupan kucing. Kucing-kucing yang menggemaskan dan lucu menjadi bintang dan menjadi sangat popular di internet, serta mengumpulkan jutaan penggemar di seluruh dunia.
Fenomena ini semakin mengukuhkan status kucing sebagai hewan peliharaan yang penuh daya tarik di seluruh lapisan masyarakat.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan kesejahteraan hewan, masyarakat modern semakin memahami perlunya perawatan yang baik terhadap kucing dan tanggung jawab sebagai pemilik. Kucing tidak hanya dianggap sebagai pemburu tikus atau teman menyenangkan, tetapi juga sebagai makhluk yang layak mendapatkan kasih sayang, perhatian, dan perawatan medis yang memadai. Wah, panjang juga ya sejarah kucing di kehidupan manusia!***