Realitasonline.id | Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah alat pengukur kepribadian yang populer digunakan untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
Namun, pertanyaan tentang status ilmiahnya sering muncul. Mari kita bahas lebih dalam apakah MBTI dapat dianggap sebagai sains atau pseudosains.
Baca Juga: Memahami Intuisi dalam MBTI: Perbedaannya dengan Sensing
Argumen MBTI sebagai Sains:
- Teori Kepribadian Carl Jung: MBTI berdasarkan teori kepribadian Carl Jung, seorang psikologis analitik ternama.
- Penelitian pendukung: Beberapa penelitian menunjukkan korelasi antara tipe MBTI dan karakteristik individu, walaupun penelitian lanjutan masih diperlukan.
- Alat bantu pengembangan diri: MBTI digunakan untuk pengembangan diri, pengenalan diri, dan komunikasi antarpribadi.
Argumen MBTI sebagai Pseudosains:
- Validitas dan Reliabilitas: Kritik utama MBTI terkait keabsahan dan keandalan hasil tes. Keakuratan pengukuran dan konsistensi hasil tes dipertanyakan.
- Generalisasi berlebih: MBTI mengelompokkan individu ke dalam 16 kategori, berpotensi mengabaikan variasi dan kompleksitas kepribadian manusia.
- Tidak didasarkan pada metode penelitian ilmiah yang ketat: Kritikus menilai pengembangan MBTI tidak mengikuti metodologi penelitian ilmiah yang ketat.
Baca Juga: Mengenal Arti Thinking dalam MBTI Psikologi : Mengutamakan Logika Dibanding Perasaan
MBTI belum memenuhi standar sains yang ketat. Meskipun berdasarkan teori psikologi dan memiliki beberapa penelitian pendukung, kritik terkait keakuratan, generalisasi, dan metode pengembangannya perlu dipertimbangkan.
Menggunakan MBTI dengan bijak:
- Pahami keterbatasan MBTI. Jangan menganggapnya sebagai alat diagnostik yang akurat.
- Gunakan MBTI sebagai alat eksplorasi diri dan komunikasi, bukan sebagai label yang membatasi.
- Jangan mengandalkan MBTI untuk memahami orang lain secara mutlak.(Ayaa)***