realitasonline.id - Siapa sangka saat ini para peternak ayam organik identik dengan budidaya tanpa vaksin, aditif kimia (sintetis), dan antibiotik mulai dari DOC (day old chick, ayamumur sehari) sampai dengan panen, dipelihara dengan menerapkan prinsip kesejahteraan hewan (kesrawan, animal welfare).
Menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Eko Widodo menyatakan, untuk memenuhi kualifikasi itu, pakan ayam organik terbuat dari bahan alami, seperti sayuran organik serta dedak dari beras organik pula.
“Bila merujuk pada definisinya, Ini merupakan kriteria produk ayam yang mengarah ke ayam organik,” urai Eko menyoroti bermunculannya produk ayam yang ditawarkan di marketplace, dengan deskripsi spesifikasi produk sebagaimana diterangkan di atas.
Menurut Eko, perbedaan mendasar antara produk organik dengan non organik adalah pada telur, yaitu ada telur konvensional dan ada telur organik.
Induk yang nantinya menghasilkan telur tetas ini harus diberikan pakan yang serba organik.
Seperti tanaman pakan jagung yang diberi pupuk organik atau non kimiawi, tanpa pestisida dan bebas GMO (Genetically Modified Organism).
Selain itu juga pada ayamnya tidak boleh diberikan antibiotik, kecuali pada saat ayam terkena infeksi.
Namun syaratnya harus ada rekomendasi dari dokter hewan, bahwasannya pemberian antibiotik hanya untuk kejadian infeksi, bukannya sebagai pencegahan.
“Terlebih lagi untuk feed additivedan obat-obatan lain guna mempercepat molting atau perontokan bulu supaya segera berproduksi kembali. Maka hal tersebut tidak diperkenankan dalam rantai pemeliharaan ayam berbasis organik. Kemudian, pemeliharaan tidak dibenarkan menggunakan kandang baterai, dan harus memiliki sistem umbaran di luar kandang,” sebutnya.
Eko mengatakan, beberpa keunggulan ayam organik yang digadang aman, yaitu rendah lemak, tinggi protein dan bebas cemaran pestisida maupun paparan logam.
Ini sangat ditonjolkan pada pada produk ayam organik, sehingga produk ini diklaim sehat untuk dikonsumsi.
Menengok definisi dari Ferderasi Agrikultur Internasional, organicagriculture melingkupi bidang peternakan. “Terdapat satu sistem produksi yang berkelanjutan ditinjau dari tiga hal, yaitu health of soil, ecosystemdan fiber. Kemudian tergantung juga itu pada proses ekologi, siklus keanekaragaman, kondisi lokal dan lain-lain,” jelas Eko.
Penuhi Standar Organik dan Sertifikasi
Adapun definisi menurut Badan Standarisasi Nasional pada 2002, masih menurut Eko, organik merupakan istilah pelabelan bahwa satu produk telah diproses dengan standar produksi organik dan telah disertifikasi.
Sehingga ada dua kata kunci di sini, yaitu produksinya sesuai dengan standar organik dan telah tersertifikasi termasuk bidang peternakan atau lembaganya.
“Di dalam pertanian organik, termasuk di dalamnya adalah peternakan, terdapat prinsip yang harus dipenuhi. Terdapat 4 prinsip utama, yaitu yang pertama produk peternakan ini harus sehat bagi ternak dan maunusianya. Artinya, dengan pola pemeliharaan organik ternaknya tidak boleh sakit dan dapat memproduksi produk tersier, untuk kemudian dikonsumsi oleh masyarakat,” tegas dia.