nusantara

Cerita Sukses Pelaku UMKM Binaan BRI, Hadirkan Batik Modern untuk Generasi Muda Lewat Ethnic Gendhis

Minggu, 16 Februari 2025 | 12:11 WIB
Pelaku UMKM binaan BRI di Yogyakarta hadirkan batik modern untuk generasi muda. (Realitasonine.id/Dok)

Realitasonline.id - Jakarta | Kecintaan Erna Suseno terhadap seni batik dan keinginan agar batik bisa digemari generasi milenial dan Gen Z, membawa perempuan paruh baya asal Yogyakarta ini membangun brand Ethnic Gendhis, yang menghadirkan produk artisan batik tulis sebagai pilihan mode generasi muda.

Tidak hanya menciptakan produk-produk yang menyasar konsumen milenial dan Gen Z, Erna juga menggandeng anak-anak muda sebagai pengrajin batik supaya bisa menciptakan motif dan desain yang sesuai dengan selera generasi muda.

Selain itu ia juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang ingin tetap bisa berkarya dan menambah pendapatan di tengah tanggung jawab mengurus anak dan keluarga.

Baca Juga: Pesan Gubernur Aceh Muzakir Manaf saat Lantik Muhammad Salim Fakhry - Heri Al Hilal Jadi Bupati Aceh Tenggara: Jangan Pernah Lupakan Ulama

Sejak berdiri pada tahun 2018 silam, produk Ethnic Gendhis yang berasal dari Yogyakarta telah dinikmati konsumen dari dalam hingga luar negeri seperti Malaysia, Australia, Kanada hingga Belgia.

“Saya merintis usaha Ethnic Gendhis ini sejak tahun 2018. Sebelumnya, saya bekerja sebagai seorang pegawai. Namun, karena saya tidak bisa meninggalkan keluarga, akhirnya saya memutuskan untuk pensiun dini dan mulai menekuni batik," kata Erna Suseno.

Motivasi awal Erna membangun bisnis batik, tidak hanya didasari oleh kesukaannya pada seni batik, tetapi juga rasa keprihatinannya terhadap generasi muda terutama Gen Z yang kurang tertarik dengan batik.

Dari situlah, ia ingin berbuat sesuatu supaya anak-anak muda Gen Z bisa lebih menghargai batik dan menggunakan batik.

Baca Juga: PDHMI Manfaatkan Bahan Alam Sebagai Obat dan Kosmetik, Ini Harapan Susanti

“Saya akhirnya menciptakan batik dengan motif-motif yang menarik bagi mereka, dengan desain yang eye-catching. Warna-warna yang digunakan menyisipkan motif tradisional, kemudian dipadukan dengan pola-pola kontemporer. Tujuannya agar anak-anak muda tertarik dan mau mengenakan batik," jelasnya.

Dari awalnya berfokus pada produksi kain batik, Erna kemudian memperluas usahanya ke bidang dekorasi rumah, menciptakan berbagai produk seperti sarung bantal, hiasan dinding, hingga sajadah dengan motif batik.

"Untuk sarung bantal ini kita jual dengan Harga Rp180 ribu. Kalau kain wall decoration ini Rp250 ribu. Kain katun ukuran 2 meter diameter 115 cm mulai dari Rp425 ribu. Bahannya beda-beda jadi harganya juga beda," ujarnya.

Situasi pandemi memberikan pelajaran berharga bagi Erna. Ia tersadarkan bahwa pemasaran online sangat penting untuk perkembangan bisnis.

Untuk mengembangkan produknya, Erna sering mencari inspirasi melalui internet dan memantau tren mode, sambil tetap mempertahankan penggunaan warna-warna yang menarik perhatian.

Dari bisnis kain batik dan produk turunannya, Erna mengungkapkan bahwa ia mampu meraih omzet yang cukup signifikan, dengan pendapatan bulanan yang bisa mencapai puluhan juta.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB