nusantara

BRI Fokus Pengelolaan Risiko Jangka Panjang di tengah Dinamika Pasar

Jumat, 28 Februari 2025 | 10:03 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso pada peluncuran Layanan Bank Emas Pegadaian. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Jakarta | BRI terus menunjukkan kinerja yang solid dengan fundamental yang baik di tengah berbagai tantangan ekonomi.

Dengan strategi yang terukur dan pengelolaan risiko yang baik, perusahaan tidak terburu-buru mengejar keuntungan besar, melainkan lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang, salah satunya adalah dengan menyediakan cadangan yang cukup.

Meskipun dihadapkan pada berbagai dinamika pasar, BRI tetap mampu membukukan kinerja positif di sepanjang tahun 2024, menegaskan resiliensi perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian.

Baca Juga: Ikuti Upacara Parade Senja dan Penurunan Bendera Merah Putih Retreat Magelang, Wali Kota Medan Rico Waas Masih Sempat Selfie

Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil dari tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik, serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko.

Sunarso mengungkapkan bahwa saat ini fundamental BRI dalam kondisi yang baik.

“Dalam situasi yang tidak mudah, tetap kita masih membukukan laba Rp60,64 triliun. Dan laba tersebut tidak perlu kita tahan sebagai modal. Karena modal kita sudah sangat kuat,” ujarnya dalam acara Kompas 100 Outlook: Investasi Berkelanjutan di dalam Ekosistem Bisnis Global, Senin (17/2/2025).

Lebih lanjut, salah satu indikator utama fundamental yang baik BRI tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 yang mencapai 9,6 persen YoY. Dengan kenaikan 9,6 persen.

Baca Juga: Dorong Perbankan Akomodir Penempatan Devisa Hasil Ekspor, OJK Ingatkan Bank tetap Jaga Likuiditas

Hal ini menunjukkan bahwa BRI tetap bertumbuh secara organik di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

“Pre-Provision and Operating Profit itu sesungguhnya real pertumbuhan,” imbuh Sunarso.

Sunarso juga menuturkan bahwa BRI sengaja menjaga laba tetap stabil sebagai langkah kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Dengan strategi ini, perusahaan tidak terburu-buru mengejar keuntungan besar, melainkan lebih fokus pada pengelolaan risiko jangka panjang.

Adapun, kehati-hatian ini terlihat dari NPL coverage ratio yang mencapai 215,05% per Desember 2024.

Dengan cadangan sebesar itu, apabila terjadi peningkatan jumlah pinjaman bermasalah, Sunarso menyebut perusahaan masih memiliki cukup dana untuk mengantisipasi potensi kerugian, termasuk melalui penghapusbukuan (write-off) kredit macet.

Halaman:

Tags

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB