Lambat Laun kemudian Islam berkembang pesat dan pada akhirnya Umat Islam mempunyai kebebasan penuh untuk mendakwahkan Islam. Masyarakat Makkah akhirnya menyadari kejayaan Islam yang indah dan ramah dengan sentuhan dakwah dan akhlaq sehingga membuat penduduk Mekkah bersimpati dan akhirnya banyak yang masuk Islam.
“Kisah tersebut berlangsung pada bulan Dzulqaidah tahun 6 Hijriah saat umat Islam Madinah yang terdiri atas kaum Muhajirin dan Anshar berencana akan melakukan umrah di Baitullah. Keputusan melakukan umrah ini diawali dari mimpi Rasulullah SAW yang menggambarkan beliau serta sahabat-sahabatnya bisa masuk ke Masjidil Haram dan melakukan umrah dengan aman,” ujarnya.
Baca Juga: Lahan Eks HGU 25 Hektar Dimohon Warga untuk Ketahanan Pangan
Ziarah ini membawa kesan tersendiri bagi jemaah Kloter 9 KNO. Chairul (56) warga Medan Labuhan mengatakan, ziarah tersebut mengingatkan kita, bagaimana perkembangan peradaban Islam bersentuhan dengan peradaban setempat. Satu sisi juga, perjanjian Hudaibiyah mengajarkan kita, dalam meraih tujuan politik tidak mesti menggunakan dan menghalalkan segala macam cara.
" Politik itu adalah instrument mencapai sesuatu yang pertanggungjawabannya bukan hanya sebatas kepada manusia tapi juga kepada Tuhan", ujar Chairul.
Lain halnya dengan Yanti Suryani (48 ) warga Letda Sujono Medan Tembung, ia mengatakan, perjanjian Hudaibiyah menginspirasi kita, kesabaran itu menghasilkan kebaikan dalam kehidupan kita, wajar jika Allah SWT dalam Al Qur'an memberikan pahala sabar dengan pahala yang tiada terputus.(IW)