Realitasonline.id - Dunia otomotif sedang berada di ambang revolusi besar, dan salah satu pendorong utamanya adalah perkembangan teknologi baterai solid-state untuk mobil listrik.
Dibandingkan dengan baterai lithium-ion konvensional yang digunakan saat ini, baterai solid-state menjanjikan peningkatan signifikan dalam hal kapasitas, kecepatan pengisian daya, dan keamanan.
Tak heran, banyak produsen mobil ternama mulai berinvestasi besar-besaran dalam pengembangannya. Lantas, bagaimana teknologi ini bisa mengubah wajah transportasi masa depan?
Baca Juga: Tips Merawat Mobil Listrik agar Tetap Optimal di Segala Cuaca
- Apa Itu Baterai Solid-State?
Baterai solid-state adalah jenis baterai yang menggunakan elektrolit padat sebagai pengganti cairan atau gel seperti pada baterai lithium-ion. Perubahan material elektrolit ini membawa sejumlah keunggulan.
Pertama, elektrolit padat lebih stabil, sehingga mengurangi risiko kebocoran atau kebakaran yang sering dikaitkan dengan baterai konvensional. Kedua, struktur padat memungkinkan penggunaan bahan anoda logam lithium murni, yang mampu menyimpan energi lebih banyak.
Akibatnya, mobil listrik bisa memiliki jangkauan berkendara lebih jauh dengan sekali pengisian, bahkan hingga dua kali lipat dari baterai saat ini.
- Dampak pada Industri Mobil Listrik
Salah satu masalah utama mobil listrik saat ini adalah waktu pengisian daya yang relatif lama dan jangkauan terbatas. Dengan baterai solid-state, kedua masalah ini bisa teratasi.
Pengisian daya diperkirakan bisa dilakukan dalam hitungan menit, mirip dengan waktu mengisi bensin di SPBU.
Selain itu, peningkatan kepadatan energi akan membuat mobil listrik mampu menempuh 800–1.000 km per pengisian, menghilangkan kecemasan jarak tempuh yang masih dirasakan banyak pengguna.
Keamanan juga menjadi faktor krusial. Baterai solid-state tidak mudah panas berlebihan atau terbakar karena tidak menggunakan cairan yang mudah menguap.