Realitasonline.id - Sistem rem adalah garda terdepan untuk keselamatan berkendara, tetapi perawatannya sering kali diabaikan hingga muncul masalah serius.
Banyak pengemudi tidak menyadari bahwa kesalahan kecil dalam merawat rem bisa berujung pada kerusakan mahal atau bahkan kecelakaan.
Artikel ini akan membahas kesalahan umum yang sering dilakukan dan dampaknya terhadap performa pengereman.
Baca Juga: Dampak Lingkungan dari Debu Rem dan Solusi Ramah Lingkungan
1. Mengabaikan Kondisi Kampas Rem
Kampas rem yang sudah aus adalah masalah paling umum, namun sering dianggap sepele.
Ketebalan kampas rem di bawah 3 mm tidak hanya mengurangi daya cengkeram, tetapi juga berisiko merusak rotor cakram karena logam piston kaliper langsung bergesekan dengan permukaan rotor.
Sayangnya, banyak pengemudi baru mengganti kampas rem setelah muncul suara berdecit atau getaran keras. Padahal, pengecekan rutin setiap 10.000–15.000 km bisa mencegah kerusakan yang lebih parah.
2. Menunda Penggantian Cairan Rem
Cairan rem bersifat higroskopis, artinya mudah menyerap kelembaban dari udara. Seiring waktu, kadar air dalam cairan rem meningkat, menurunkan titik didihnya dan membuat tekanan hidrolik tidak stabil.
Akibatnya, pedal rem terasa lembek atau bahkan “turun” saat diinjak. Meski direkomendasikan untuk diganti setiap 2 tahun, banyak orang menganggap cairan rem tidak perlu diganti kecuali volumenya berkurang.
Padahal, cairan yang terkontaminasi juga memicu korosi pada komponen logam seperti master silinder atau selang rem.
Baca Juga: Nggak Nyangka Mobil Keluarga Bisa Semewah Ini! Fitur dan Desainnya Bikin Minder Mobil Mewah Eropa
3. Memilih Komponen Rem Asal-asalan
Menggunakan kampas rem atau rotor berkualitas rendah demi menghemat biaya justru berisiko memperpendek usia pakai sistem rem. Komponen tidak original sering kali tidak tahan panas tinggi atau memiliki daya cengkeram yang tidak konsisten.