Realitasonline.id - Sistem pengereman kendaraan tidak hanya berperan dalam keselamatan berkendara, tetapi juga menyisakan dampak lingkungan yang sering luput dari perhatian.
Debu rem, partikel halus yang dihasilkan dari gesekan kampas rem dan rotor, ternyata berkontribusi pada polusi udara dan berpotensi merusak ekosistem.
Artikel ini mengulas bagaimana debu rem memengaruhi lingkungan serta solusi inovatif untuk mengurangi risikonya.
Baca Juga: Mobil Keluarga Andalan Mulai Menua: Ini Tips Rawat Toyota Voxy yang Sudah Berumur 5 Tahun
- Komposisi dan Sumber Debu Rem
Debu rem terbentuk ketika kampas rem (terbuat dari logam, keramik, atau material komposit) bergesekan dengan rotor saat kendaraan melambat.
Partikel ini mengandung logam berat seperti tembaga, besi, dan kadmium, serta serat karbon atau asbes pada kampas rem konvensional. Setiap kali Anda menginjak rem, ribuan partikel mikroskopis terlepas ke udara dan menempel di permukaan jalan.
- Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Partikel debu rem termasuk dalam kategori PM2.5 dan PM10, polutan udara berukuran mikro yang mudah terhirup dan masuk ke paru-paru.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap partikel ini dapat memicu gangguan pernapasan, iritasi mata, hingga risiko penyakit kardiovaskular.
Selain itu, logam berat dalam debu rem dapat mencemari tanah dan air ketika terbawa air hujan ke saluran drainase.
Baca Juga: BONGKAR XPANDER FACELIFT TERBARU 2025! Desain Makin Keren, Tapi Kapan All New Xpander Hadir?
Tembaga, misalnya, bersifat toksik bagi organisme akuatik dan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.
Di perkotaan padat lalu lintas, kontribusi debu rem terhadap polusi udara bahkan mencapai 20–55% dari total partikel halus di udara. Angka ini semakin mengkhawatirkan mengingat tingginya volume kendaraan di jalan raya.
- Solusi Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Debu Rem