Realitasonline.id - Transmisi manual dianggap lebih hemat dan mudah diperbaiki dibandingkan transmisi otomatis.
Namun, ketahanannya sangat bergantung pada cara perawatan dan kebiasaan berkendara. Kerusakan pada komponen seperti gigi persneling, kopling, atau synchronizer bisa menguras kantong jika dibiarkan.
Agar tidak perlu sering ke bengkel, simak cara menjaga kesehatan transmisi manual dengan langkah sederhana dan biaya terjangkau.
Baca Juga: Trik Menjaga Mesin Mobil Diesel agar Tidak Cepat Rusak di Cuaca Panas
- Perbaiki Kebiasaan Mengemudi yang Merusak
Kebiasaan menginjak kopling terlalu dalam saat macet atau sering menggoyang tuas persneling saat lampu merah memberi tekanan berlebih pada release bearing dan gigi transmisi.
Latih diri untuk tidak menyentuh pedal kopling kecuali saat perlu pindah gigi. Selain itu, hindari kebiasaan "menahan" gigi di tanjakan dengan setengah kopling.
Gunakan rem tangan untuk mengurangi beban pada sistem kopling. Teknik mengemudi halus dan tidak terburu-buru juga mencegah benturan antar gigi persneling.
- Pilih Oli Transmisi Berkualitas dan Ganti Tepat Waktu
Oli transmisi yang kental dan kotor akan mengurangi kemampuan pelumasan, sehingga komponen bergesekan lebih kasar. Gunakan oli dengan spesifikasi sesuai rekomendasi pabrikan, seperti SAE 75W-90 atau GL-4/GL-5.
Hindari oli transmisi otomatis (ATF) karena kekentalannya berbeda. Untuk mobil tua, ganti oli setiap 30.000–40.000 km, atau lebih cepat jika sering melalui medan berat.
Baca Juga: Teknik Aman Mengemudi di Jalan Licin Saat Musim Hujan untuk Pemula
Jangan lupa bersihkan magnet penangkap serbuk logam di dalam transmisi saat penggantian oli untuk menghindari gesekan berlebih.
- Waspadai Tanda-Tanda Awal Kerusakan
Suara gemeretak saat pindah gigi, kopling terasa berat, atau oli transmisi cepat menghitam bisa jadi indikasi masalah serius. Segera periksa ke bengkel jika menemui gejala ini.