Mobil Jepang Mulai Banting Harga, Produsen China Santai! Kompetisi Panas, Ini Dampaknya di Pasar Otomotif!

photo author
- Kamis, 3 Juli 2025 | 16:51 WIB
Diskon besar mobil Jepang bikin heboh pasar. Produsen China justru santai, siap rebut konsumen dengan strategi kompetitif. (Realitasonline.id/Facebook)
Diskon besar mobil Jepang bikin heboh pasar. Produsen China justru santai, siap rebut konsumen dengan strategi kompetitif. (Realitasonline.id/Facebook)

Realitasonline.id | Mobil Jepang seperti Honda HR‑V RS kini dijual lebih murah, dari Rp551 juta ke Rp488 juta, strategi jitu lawan mobil China.

Produsen China, seperti Chery, mengakui perang harga berlangsung, namun menganggap itu sebagai kompetisi yang wajar.

Budi Darmawan (Chery Indonesia) bilang Chery beri harga rendah dulu, baru naik setelah pasar stabil & biaya operasional sesuai.

Baca Juga: Hadirkan UAH di Mabesad, Kasad Ajak Prajurit Jadikan Tahun Baru Islam Sebagai Momentum Hijrah

Data Gaikindo Q1 2025: merek China tumbuh 153% YoY, kuasai 10% pasar, sedang mobil Jepang justru turun total -4,7%.

Merek seperti Daihatsu, Honda, Mitsubishi, Suzuki alami penurunan penjualan 20–28% YoY, kecuali Toyota masih tahan banting.

Sales Mei 2025: Toyota, Daihatsu, Isuzu turun 11–25%, sedangkan Wuling & Chery melonjak 72–106%—merek China makin kuat.

Baca Juga: Marc Marquez Masih Tertinggal Jauh dari Bagnaia di Ducati: Melaju Kencang, Tapi Pecco Lebih Cepat di Statistik Musim Ini!

Toyota dan Honda angkat bicara: harga kendaraan bukan sekadar besi, tapi servis, sparepart, dan value brand tetap jadi fokus.

Sementara di China, perang harga terus meruncing—dealer tertekan oleh surplus stok, automaker dikabarkan jual di bawah biaya.

Namun produsen China santai karena memiliki skala besar dan strategi digital-first, sementara Jepang lebih mengandalkan jaringan tradisional.

Baca Juga: 6 Mobil Chop di Kisaran Rp 80 Jutaan: Gaya Mewah Rasa Sultan, Harga Rakyat Jelata! Siapa Bilang Mobil Impor Harus Mahal?

Kesimpulannya, konsumen diuntungkan dengan pilihan lebih variatif; selanjutnya tinggal bagaimana brand mempertahankan kepercayaan di jangka panjang (EF).

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Efendi Wijaya

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X