Realitasonline.id — Mobil diesel dikenal tangguh dan efisien, terutama untuk perjalanan jauh dan beban berat. Namun, ketika kendaraan jenis ini jarang digunakan, tantangan baru muncul: menjaga agar komponen tetap dalam kondisi prima meski tidak aktif setiap hari. Banyak pemilik mobil diesel yang mengira bahwa tidak digunakan berarti tidak perlu dirawat, padahal kenyataannya, mobil yang terlalu lama diam justru lebih rentan mengalami kerusakan tersembunyi.
Mesin diesel memiliki karakteristik yang berbeda dari mesin bensin, terutama dalam hal sistem pembakaran dan tekanan kerja. Ketika mobil tidak digunakan dalam waktu lama, pelumas di dalam mesin bisa mengendap dan tidak lagi melapisi komponen secara merata. Akibatnya, saat mesin dinyalakan kembali, gesekan antar bagian logam bisa terjadi tanpa perlindungan yang cukup, mempercepat keausan. Oleh karena itu, meski mobil tidak digunakan, menyalakan mesin secara berkala dan membiarkannya hidup selama beberapa menit sangat dianjurkan untuk menjaga sirkulasi oli tetap aktif.
Selain mesin, sistem bahan bakar juga perlu diperhatikan. Solar yang tersimpan terlalu lama di dalam tangki bisa mengalami degradasi kualitas, bahkan berisiko tercampur air akibat kondensasi. Air dalam bahan bakar diesel dapat menyebabkan korosi pada injektor dan pompa bahan bakar, serta mengganggu proses pembakaran. Untuk menghindari hal ini, pastikan tangki tidak dibiarkan kosong, dan jika mobil akan disimpan dalam jangka waktu lama, pertimbangkan penggunaan aditif bahan bakar yang dapat menjaga kestabilan solar.
Komponen kelistrikan juga tidak luput dari risiko. Aki yang tidak digunakan akan kehilangan daya secara perlahan, dan jika dibiarkan terlalu lama, bisa mengalami kerusakan permanen. Menjaga aki tetap aktif dengan menyalakan mesin secara rutin atau menggunakan alat pengisi daya otomatis (trickle charger) adalah solusi yang efektif. Kabel-kabel dan konektor juga perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada korosi atau gangguan akibat kelembapan.
Sistem pendinginan dan pelumasan lainnya, seperti radiator dan transmisi, juga harus tetap dijaga. Cairan pendingin yang tidak bersirkulasi bisa membentuk endapan, sementara seal dan gasket bisa mengering dan retak jika tidak terkena pelumas dalam waktu lama. Pemeriksaan visual terhadap kebocoran dan penggantian cairan sesuai jadwal tetap diperlukan, meski mobil jarang digunakan.
Ban dan suspensi pun tidak boleh diabaikan. Mobil yang terlalu lama diam di satu posisi bisa menyebabkan ban mengalami flat spot, yaitu bagian yang menjadi rata karena tekanan terus-menerus. Ini bisa membuat ban terasa bergelombang saat mobil akhirnya digunakan kembali. Menggerakkan mobil beberapa meter secara berkala atau mengatur tekanan ban sesuai rekomendasi pabrikan dapat membantu mencegah masalah ini.
Merawat mobil diesel yang jarang dipakai bukanlah pekerjaan berat, tetapi membutuhkan kedisiplinan dan pemahaman terhadap karakteristik mesin. Dengan perawatan yang tepat, mobil tetap dalam kondisi siap pakai kapan pun dibutuhkan, tanpa harus menghadapi kejutan tak menyenangkan akibat kerusakan yang tidak terdeteksi. Bagi pemilik kendaraan diesel yang menyimpan mobil untuk keperluan tertentu atau hanya sesekali digunakan, menjaga kesehatan komponen adalah bentuk perlindungan terhadap nilai kendaraan dan kenyamanan berkendara di masa depan.