Bagaimana Perjalanan Pabrik Otomotif Menuju Net-Zero Carbon di Indonesia

photo author
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 20:52 WIB
Pabrik Otomotif (Realitasonline/Canva)
Pabrik Otomotif (Realitasonline/Canva)

Realitasonline.id - Industri otomotif merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Tidak hanya menyerap banyak tenaga kerja, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor, produksi kendaraan, hingga rantai pasok komponen.

Namun, di balik kontribusinya, sektor ini juga menjadi penyumbang emisi karbon yang signifikan, baik dari proses produksi maupun penggunaan energi fosil di pabrik.

Seiring meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim, pabrik otomotif di Indonesia kini menghadapi tantangan besar: bagaimana mencapai target net-zero carbon pada tahun-tahun mendatang. Perjalanan ini bukanlah hal mudah, tetapi sudah mulai terlihat langkah nyata dari berbagai produsen otomotif yang beroperasi di Tanah Air.

 Baca Juga: Toyota Kijang LGX 2025 Comeback: Desain Klasik dengan Sentuhan Modern dan Fitur Canggih

Apa Itu Net-Zero Carbon dalam Industri Otomotif?
Net-zero carbon berarti kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari suatu aktivitas sama dengan jumlah emisi yang berhasil dikurangi atau diserap kembali. Dalam konteks pabrik otomotif, ini mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari konsumsi energi listrik, penggunaan bahan baku, proses manufaktur, hingga pengelolaan limbah.

Industri otomotif di Indonesia menghadapi tekanan ganda. Di satu sisi, konsumen menuntut kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, pemerintah menargetkan pengurangan emisi karbon hingga 31,89% pada tahun 2030 sesuai Nationally Determined Contribution (NDC). Artinya, pabrik otomotif harus ikut bertransformasi jika ingin tetap relevan di masa depan.


Langkah-Langkah Pabrik Otomotif di Indonesia
Beberapa pabrikan global dan lokal yang beroperasi di Indonesia sudah mulai menerapkan strategi hijau. Berikut beberapa langkah utama yang ditempuh dalam perjalanan menuju net-zero carbon:

1. Penggunaan Energi Terbarukan
Banyak pabrik otomotif di Indonesia mulai beralih dari energi fosil ke energi bersih. Misalnya, pemasangan panel surya di atap pabrik untuk mendukung kebutuhan listrik. Energi ini membantu mengurangi ketergantungan pada listrik dari batu bara yang masih dominan di Indonesia.

Baca Juga: Toyota Veloz 2025 Hadir dengan Desain Semakin Mewah, Fitur Canggih Kelas Atas, dan Harga Terbaru yang Bikin Kompetitor Waspada

2. Efisiensi Proses Produksi
Teknologi otomasi dan digitalisasi (smart factory) memungkinkan pabrik mengurangi konsumsi energi dan meminimalkan limbah. Mesin-mesin modern dirancang agar lebih hemat energi dan dapat dipantau secara real-time untuk menghindari pemborosan.

3. Material Ramah Lingkungan
Penggunaan bahan daur ulang, baja rendah emisi, hingga plastik berbasis bio menjadi strategi lain yang semakin populer. Pabrikan otomotif berupaya memastikan bahwa tidak hanya produknya, tetapi juga proses pembuatannya mendukung keberlanjutan.

4. Manajemen Limbah dan Air
Pabrik otomotif juga mengoptimalkan sistem daur ulang air dan mengurangi limbah berbahaya. Pengelolaan limbah cair, penggunaan kembali air untuk pendingin mesin, serta pengurangan bahan kimia berbahaya merupakan langkah nyata yang sudah dijalankan.

5. Kolaborasi dengan Pemerintah dan Mitra Lokal
Perjalanan menuju net-zero tidak bisa dilakukan sendiri. Pabrikan menggandeng pemerintah, pemasok komponen, hingga universitas untuk menciptakan ekosistem industri hijau.


Tantangan dalam Mencapai Net-Zero Carbon

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X