Pick up listrik juga mulai menjadi perhatian, terutama bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Dengan biaya operasional lebih rendah, pick up EV menjanjikan efisiensi jangka panjang.
Contohnya, Wuling dan VinFast sudah mulai mengembangkan model kendaraan komersial listrik yang menyasar sektor UMKM. Jika infrastruktur charging makin meluas, pick up listrik berpotensi menggantikan dominasi mobil niaga bensin maupun diesel di kota besar.
4. Bus Listrik: Transportasi Publik yang Lebih Bersih
Transportasi massal menjadi sektor paling cepat mengadopsi kendaraan listrik di Indonesia. Transjakarta sudah mengoperasikan ratusan bus listrik, sementara kota lain seperti Surabaya dan Medan mulai melakukan uji coba serupa.
Bus listrik menawarkan keunggulan:
Biaya per kilometer lebih murah dibanding bus diesel.
Ramah lingkungan dengan nol emisi.
Memberikan kenyamanan lebih karena tidak berisik dan minim getaran.
Dengan dukungan pemerintah daerah, tren bus listrik dipastikan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
5. Tantangan: Infrastruktur dan Harga
Meski menjanjikan, tren kendaraan niaga listrik masih menghadapi beberapa tantangan besar:
- Infrastruktur charging yang belum merata, terutama untuk kendaraan berukuran besar.
- Harga awal tinggi, meskipun biaya operasional lebih rendah.
- Ketergantungan pada impor baterai yang membuat harga masih sulit ditekan.