Stop Ngelitik! Teknologi Knock Sensor Terbaru yang Menyelamatkan Mesin dari BBM Kualitas Rendah

photo author
- Senin, 29 September 2025 | 17:59 WIB
Mengemudi Hemat BBM (Realitasonline/Canva)
Mengemudi Hemat BBM (Realitasonline/Canva)

 

 

Realitasonline.id | Masalah mesin ngelitik atau knocking adalah momok menakutkan bagi pemilik mobil, terutama di Indonesia di mana kualitas bahan bakar minyak (BBM) kadang tidak konsisten. Ngelitik terjadi ketika campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar meledak secara tidak terkontrol (bukan karena percikan busi), yang menimbulkan gelombang kejut dan suara khas seperti ketukan logam. Fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada piston dan connecting rod. Untungnya, mobil modern dilengkapi dengan pahlawan tanpa tanda jasa: Knock Sensor yang kini hadir dengan teknologi semakin canggih, bekerja seperti sistem pertahanan diri mesin terhadap BBM kualitas rendah.

Secara sederhana, Knock Sensor adalah mikrofon sensitif yang dipasang pada blok mesin, bertugas mendengarkan suara yang tidak wajar. Namun, pada mobil generasi terbaru, sensor ini tidak hanya mendengarkan. Mereka menggunakan algoritma pemrosesan sinyal yang sangat canggih untuk membedakan antara suara mesin normal (seperti gesekan valve atau suara injector) dengan suara knocking yang merusak. Ketika Knock Sensor mendeteksi gelombang kejut knocking, ia mengirimkan sinyal darurat ke ECU (Engine Control Unit) dalam hitungan milidetik.

Baca Juga: Mitsubishi Pajero Sport Dakar 2025: SUV Tangguh Berbalut Kemewahan Modern dengan Teknologi Canggih dan Kenyamanan Kelas Atas

Tindakan penyelamatan oleh ECU adalah dengan melakukan penyesuaian timing pengapian (ignition timing). Begitu knocking terdeteksi, ECU akan memundurkan (retard) waktu percikan busi. Memundurkan timing ini secara efektif mengurangi suhu dan tekanan di ruang bakar sebelum busi memantik, sehingga mencegah ledakan liar yang menyebabkan ngelitik. Proses ini berlangsung sangat cepat dan dinamis; ECU akan terus mencoba memajukan timing sedikit demi sedikit hingga batas di mana knocking mulai terdeteksi lagi, lalu memundurkannya kembali. Ini memastikan mesin selalu beroperasi pada batas timing paling optimal dan bertenaga, sambil tetap aman.

Penting untuk dipahami bahwa meskipun Knock Sensor sangat cerdas, ia hanyalah alat mitigasi, bukan solusi permanen. Jika Anda sering menggunakan BBM di bawah spesifikasi oktan (RON) yang direkomendasikan pabrikan, Knock Sensor akan terus-menerus memundurkan timing. Meskipun ini menyelamatkan mesin dari kerusakan fisik, dampaknya adalah penurunan drastis pada performa dan efisiensi bahan bakar. Mobil akan terasa lambat karena ECU harus bekerja ekstra keras untuk menahan knocking. Oleh karena itu, meskipun teknologi Knock Sensor terbaru telah menjadi garis pertahanan yang andal, pencegahan terbaik tetaplah menggunakan BBM yang sesuai dengan kebutuhan mesin, seperti yang tertera pada tutup tangki mobil Anda.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Rekomendasi

Terkini

X