Awalnya Dikira Fitur Pintar, Tapi Ternyata Mitsubishi Destinator Bisa Menjadi Ancaman Serius Jika Tidak Digunakan dengan Benar

photo author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 16:25 WIB
Mitsubishi sendiri adalah pabrikan otomotif besar yang memproduksi mobil dan teknologi dengan standar keselamatan ketat. (Tangkapan Layar YouTube A4 Automotive)
Mitsubishi sendiri adalah pabrikan otomotif besar yang memproduksi mobil dan teknologi dengan standar keselamatan ketat. (Tangkapan Layar YouTube A4 Automotive)

Realitaonline.id - Istilah “bahaya Mitsubishi Destinator wajib kalian tahu” sebenarnya muncul dari konten-konten di media sosial yang bersifat provokatif atau menakut-nakuti, padahal tidak ada produk resmi Mitsubishi bernama “Destinator” yang berbahaya.

Mitsubishi sendiri adalah pabrikan otomotif besar yang memproduksi mobil dan teknologi dengan standar keselamatan ketat.

Jika yang dimaksud adalah perangkat navigasi lama bernama Destinator, yang dulu sempat digunakan di beberapa mobil Mitsubishi generasi awal 2000-an, maka “bahayanya” bukan dalam arti membahayakan nyawa atau mobil itu sendiri.

Bahaya yang dimaksud lebih ke arah potensi kesalahan arah atau gangguan perhatian saat mengemudi.

Sistem Destinator tersebut sudah usang, peta yang digunakan tidak lagi akurat, dan fiturnya tidak secerdas sistem navigasi modern seperti Google Maps atau Waze.

Bila seseorang tetap mengandalkan sistem itu tanpa memperbarui data peta, ia bisa diarahkan ke jalan salah, jalan buntu, atau bahkan rute berbahaya.

Selain itu, layar dan sistemnya yang lambat juga bisa membuat pengemudi terganggu jika mencoba memperbaikinya di tengah perjalanan.

Dalam kondisi seperti itu, fokus pengemudi bisa teralihkan, sehingga risiko kecelakaan meningkat.

Jadi, yang disebut “bahaya Mitsubishi Destinator” bukan karena mobilnya berbahaya, tetapi karena fitur navigasinya sudah ketinggalan zaman dan tidak aman jika dijadikan panduan utama saat berkendara.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Miftahul Zannah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X