Realitasonline.id | Knalpot mobil yang bocor atau rusak seringkali hanya dianggap sebagai masalah kebisingan yang mengganggu kenyamanan. Padahal, kerusakan pada sistem pembuangan ini adalah salah satu penyebab tersembunyi yang secara signifikan memengaruhi performa mesin, keamanan, dan yang paling merugikan, meningkatkan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) mobil menjadi lebih boros.
Baca Juga: Fatalitas Pengaturan Suhu AC: Menyetel Terlalu Dingin Jadi Penyebab Tersembunyi Borosnya BBM Mobil
Sistem knalpot memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan tekanan gas buang atau back pressure. Tekanan yang tepat ini dibutuhkan agar mesin dapat bekerja secara optimal. Ketika terjadi kebocoran pada pipa, sambungan, atau resonator knalpot, tekanan balik yang seharusnya membantu proses pembilasan gas sisa pembakaran menjadi hilang atau berkurang.
Hilangnya back pressure ini menyebabkan tenaga mesin menurun drastis, atau yang sering disebut "tarikan mobil jadi loyo" atau ngempos. Akibatnya, pengemudi secara tidak sadar akan cenderung menginjak pedal gas lebih dalam (deep throttle) untuk mencapai kecepatan yang diinginkan atau sekadar mempertahankan laju mobil. Injakkan gas yang lebih dalam secara otomatis memerintahkan mesin untuk menyuntikkan lebih banyak BBM ke ruang bakar, sehingga konsumsi bahan bakar melonjak dan mobil menjadi boros.
Selain dampak finansial dari borosnya BBM, kebocoran knalpot juga menimbulkan risiko keselamatan yang tidak boleh diabaikan. Gas buang, terutama karbon monoksida (CO) yang tidak berbau dan beracun, berpotensi merembes masuk ke dalam kabin mobil melalui celah atau lubang. Jika hal ini terjadi dalam waktu lama, dapat membahayakan kesehatan hingga mengancam jiwa penumpang. Oleh karena itu, jika muncul gejala seperti suara knalpot yang lebih berisik dari biasanya, tarikan mobil yang terasa berat, atau tercium bau menyengat di dalam kabin, segeralah periksakan kondisi knalpot ke bengkel untuk diperbaiki atau diganti.
