Pertarungan Kenyamanan di Kemacetan: Mengapa Mobil Matic Jauh Lebih Unggul Dibanding Manual

photo author
- Jumat, 31 Oktober 2025 | 20:47 WIB
Mobil Manual vs Matic (Realitasonline.id / Canva)
Mobil Manual vs Matic (Realitasonline.id / Canva)

 

 

Realitasonline.id | Kemacetan lalu lintas merupakan pemandangan sehari-hari di kota-kota besar, dan dalam situasi stop-and-go yang melelahkan ini, perbedaan kenyamanan antara mobil bertransmisi otomatis (matic) dan transmisi manual menjadi sangat nyata. Jika pengemudi mobil manual harus bekerja keras mengoperasikan tiga pedal—kopling, rem, dan gas—secara berulang-ulang, pengemudi mobil matic dapat melenggang santai hanya dengan fokus pada rem dan gas, menjadikan pengalaman berkendara jauh lebih rileks.

Keunggulan utama mobil matic di tengah kemacetan terletak pada eliminasi pedal kopling dan tuas persneling manual. Dalam kondisi macet, pengemudi mobil manual harus berulang kali menginjak pedal kopling sepenuhnya, memindahkan gigi ke posisi netral saat berhenti, dan kembali menginjak kopling lalu memindahkan ke gigi satu saat hendak bergerak maju. Proses yang berulang ini secara signifikan meningkatkan beban kerja kaki kiri, menyebabkan kelelahan dan ketegangan otot. Sebaliknya, mobil matic memungkinkan pengemudi hanya menggunakan satu kaki untuk mengontrol pedal rem dan gas, yang sangat mengurangi kelelahan fisik.

Selain faktor fisik, mobil matic juga menawarkan kepraktisan dan fokus yang lebih baik. Transmisi otomatis akan mengatur sendiri perpindahan gigi sesuai kecepatan kendaraan, menghilangkan kekhawatiran tentang mesin mati mendadak (stall) akibat kesalahan mengatur kopling dan gas. Pengemudi dapat memusatkan perhatian penuh pada kondisi jalan dan kendaraan di sekitar, yang krusial untuk keselamatan. Dalam kondisi berhenti sejenak, pengemudi matic cukup menahan mobil dengan rem (D mode), dan langsung bergerak maju saat jalan terbuka.

Meskipun demikian, ada satu kelemahan mobil matic saat macet yang perlu diperhatikan, yaitu potensi konsumsi bahan bakar yang sedikit lebih boros dan masalah teknis jika salah penanganan. Pada transmisi matic konvensional yang menggunakan torque converter, ada sedikit energi yang hilang (selip) saat mobil berhenti dalam posisi Drive (D) sambil menahan rem, yang membuat mesin bekerja lebih keras. Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk memindahkan tuas ke posisi Netral (N) saat berhenti total dalam waktu lama (misalnya di lampu merah yang panjang) untuk mengurangi beban pada transmisi dan menghemat bahan bakar. Namun secara keseluruhan, dalam konteks kenyamanan berkendara harian di tengah kepadatan lalu lintas perkotaan, mobil matic jelas menjadi pilihan yang unggul.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zufarnesia

Tags

Rekomendasi

Terkini

X