Realitasonline.id | Kenyamanan mengendarai mobil bertransmisi otomatis (matic) seringkali membuat pengemudi lupa bahwa sistem ini tetap memiliki batasan mekanis yang harus dipatuhi. Salah satu kesalahan fatal yang dapat menghancurkan transmisi dalam sekejap adalah memindahkan tuas transmisi dari posisi D (Drive) ke gigi rendah (seperti D2, L, atau 1) saat mobil sedang melaju dalam kecepatan tinggi. Praktik ini sering dilakukan untuk mendapatkan efek engine brake yang kuat secara instan, namun risikonya jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Memaksa transmisi berpindah ke rasio gigi yang jauh lebih rendah saat kecepatan kendaraan masih tinggi akan menyebabkan putaran mesin (RPM) melonjak drastis secara tiba-tiba, sebuah kondisi yang dikenal sebagai over-revving atau overspeed. Transmisi otomatis, seperti halnya transmisi manual, memiliki batas kecepatan maksimal untuk setiap posisi giginya. Ketika gigi dipaksa turun dari D ke L saat mobil melaju kencang, rangkaian planetary gear di dalam gearbox akan mengalami guncangan dan tekanan yang sangat ekstrem.
Dampak langsung dari overspeed ini adalah kerusakan parah pada kampas kopling (clutch set) di dalam transmisi. Kopling dipaksa bergesekan secara berlebihan dan kasar untuk menyesuaikan kecepatan roda yang tinggi dengan putaran mesin yang dipaksa melambat. Gesekan eksesif ini tidak hanya mempercepat keausan, tetapi juga dapat membuat kampas kopling gosong dan hangus, sehingga transmisi kehilangan kemampuan untuk mentransfer tenaga. Dalam kasus terburuk, hentakan keras tersebut dapat menyebabkan komponen mekanis internal seperti seal dan valve body retak atau bocor.
Lebih lanjut, over-revving yang terjadi pada mesin juga dapat merusak komponen mesin itu sendiri. Lonjakan RPM mendadak melebihi batas aman dapat menyebabkan kerusakan pada katup, piston, atau bahkan membuat mesin mengalami kegagalan fungsi total. Para teknisi transmisi otomatis selalu menyarankan agar perpindahan ke gigi rendah (L atau D2) hanya dilakukan ketika kecepatan mobil sudah sangat rendah, biasanya di bawah 30-40 km/jam, atau sebelum menghadapi tanjakan/turunan curam.
Dengan demikian, meskipun gigi rendah berfungsi vital untuk engine brake di jalanan menurun atau mendapatkan torsi ekstra saat menanjak, perpindahan gigi harus dilakukan secara bertahap dan hanya pada kecepatan yang sesuai. Menarik tuas transmisi secara agresif dari D ke gigi rendah saat mobil melaju kencang adalah jalan pintas menuju bengkel spesialis transmisi dengan biaya perbaikan yang sangat mahal.