Realitasonline.id | Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025. Kebijakan ini diprediksi akan mempengaruhi berbagai sektor, termasuk industri otomotif.
Mobil baru menjadi salah satu barang yang terdampak langsung, dan bagi konsumen, memahami kriteria mobil yang akan terpengaruh adalah langkah penting sebelum memutuskan pembelian. Berikut ulasan lengkap tentang kriteria mobil yang terdampak PPN 12 persen di tahun 2025.
1. Segmen Mobil yang Terdampak Langsung
Semua jenis mobil baru yang dijual di Indonesia, mulai dari kendaraan roda empat untuk penggunaan pribadi hingga mobil komersial, akan dikenakan tarif PPN yang lebih tinggi. Beberapa segmen yang paling terdampak adalah:
Baca Juga: Spesifikasi dan Kelebihan SUV vs MPV, Pilihan Terbaik untuk Keluarga Indonesia
* Mobil listrik, meskipun pemerintah memberikan insentif untuk kendaraan listrik, beberapa model mungkin tetap terkena dampak kenaikan PPN jika masuk dalam kategori tertentu.
* City Car atau mobil kecil dengan harga terjangkau seperti Honda Brio atau Toyota Agya kemungkinan mengalami kenaikan harga yang signifikan, mengingat segmen ini populer di kalangan pembeli pertama.
* MPV dan SUV, kendaraan keluarga seperti Toyota Avanza, Mitsubishi Xpander, atau Honda CR-V juga akan terdampak, mengingat tingginya permintaan di pasar ini.
2. Kenaikan Harga pada Mobil Premium
Mobil-mobil premium atau mewah seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Audi akan merasakan dampak lebih besar karena harga dasar yang tinggi. Dengan kenaikan PPN menjadi 12 persen, harga kendaraan di segmen ini bisa melonjak puluhan hingga ratusan juta rupiah, yang berpotensi mempengaruhi daya beli konsumen kelas atas.
Baca Juga: Masih Bertahan, Ini 10 Mobil Bekas dengan Nilai Jual Terbaik di Tahun 2024
3. Faktor yang Mempengaruhi Dampak pada Mobil Baru
Tidak semua mobil baru terdampak secara merata oleh kenaikan PPN. Beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dampak antara lain:
* Harga jual yang semakin tinggi harga mobil, semakin besar jumlah pajak yang dikenakan.
* Mobil dengan kapasitas mesin kecil (low engine capacity) biasanya mendapatkan insentif tambahan, sehingga dampaknya mungkin lebih ringan dibandingkan mobil dengan kapasitas mesin besar.
* Mobil yang diproduksi secara lokal kemungkinan mendapat insentif atau keringanan tertentu dibandingkan mobil impor.