Realitasonline.id | Teknologi otonom pada kendaraan, atau yang lebih dikenal dengan istilah self-driving car, telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir.
Bagaimana tidak, teknologi ini menawarkan potensi untuk merevolusi cara kita bepergian dan berinteraksi dengan kendaraan.
Dari Fantasi Menjadi Kenyataan Dulu, mobil otonom hanya menjadi angan-angan dalam film fiksi ilmiah.
Baca Juga: Mobil Listrik: Masa Depan Industri Otomotif
Namun, berkat kemajuan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (AI), sensor, dan teknologi lainnya, mobil otonom kini semakin mendekati kenyataan.
Berbagai Tingkatan Otonom
SAE International, sebuah organisasi standar otomotif, telah menetapkan lima tingkatan otonom pada kendaraan.
Baca Juga: Saat Pimpin Sertijab, Kapolres Langkat Tekankan Profesionalisme dan Dedikasi dalam Bertugas
Mulai dari level 0 (tanpa otonom) hingga level 5 (otonom penuh).
Saat ini, sebagian besar mobil baru yang beredar di pasaran berada pada level 2, yaitu memiliki fitur-fitur seperti adaptive cruise control dan lane keeping assist.
Tantangan Pengembangan Teknologi Otonom
Pengembangan teknologi otonom bukan tanpa tantangan.
Beberapa isu penting yang perlu diatasi antara lain keamanan, etika, regulasi, dan infrastruktur.
Misalnya, bagaimana mobil otonom membuat keputusan etis dalam situasi yang sulit di jalan raya? Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kecelakaan yang melibatkan mobil otonom?
Manfaat Teknologi Otonom