otomotif

Tantangan Infrastruktur SPKLU di Kota Kecil dan Luar Jawa: Bisakah EV Berkembang Merata?

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:44 WIB
Infrastruktur SPKLU (Realitasonline/Canva)



Realitasonline.id - Perkembangan mobil listrik (EV) di Indonesia semakin pesat, terutama di kota-kota besar di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Salah satu faktor penting yang mendukung tren ini adalah ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Namun, ketika berbicara tentang kota kecil dan wilayah luar Jawa, tantangan infrastruktur SPKLU menjadi isu serius yang perlu diperhatikan.

Artikel ini akan mengulas tantangan utama dalam pembangunan SPKLU di daerah, serta strategi yang dapat ditempuh agar adopsi kendaraan listrik bisa lebih merata di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Subsidi dan Insentif EV: Bagaimana Pengaruhnya pada Harga Jual dan Adopsi Masyarakat?

1. Keterbatasan Investasi & Biaya Pembangunan
Membangun satu unit SPKLU membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah, tergantung kapasitas dan teknologi pengisian cepat yang digunakan. Di kota besar dengan populasi padat, biaya ini dapat tertutupi oleh tingginya permintaan.

Namun, di kota kecil dan luar Jawa, jumlah pengguna EV masih terbatas, sehingga investor maupun operator sering kali ragu untuk membangun SPKLU.
Hal ini menciptakan lingkaran setan: pengguna enggan membeli EV karena SPKLU langka, sementara penyedia enggan membangun SPKLU karena pengguna masih minim.


2. Infrastruktur Listrik yang Belum Merata
Tantangan lain adalah ketersediaan listrik di luar Jawa. Meskipun PLN terus berupaya meningkatkan kapasitas pembangkit, distribusi listrik di kota kecil atau daerah terpencil masih menghadapi kendala. Gangguan pasokan listrik, jaringan transmisi terbatas, hingga keterbatasan daya menjadi penghalang utama untuk memasang SPKLU berkapasitas besar.

Bahkan, di beberapa wilayah luar Jawa, pemadaman bergilir masih kerap terjadi. Hal ini jelas bertolak belakang dengan kebutuhan SPKLU yang membutuhkan pasokan listrik stabil.


3. Persebaran Lokasi SPKLU yang Tidak Merata
Di kota besar, SPKLU relatif mudah ditemukan di pusat perbelanjaan, rest area tol, hingga kantor pemerintahan. Namun, di kota kecil atau luar Jawa, lokasi SPKLU masih sangat terbatas dan cenderung terpusat di ibu kota provinsi. Akibatnya, masyarakat di daerah kabupaten atau kota kecil harus menempuh jarak jauh hanya untuk mengisi daya mobil listrik mereka.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi pengguna EV yang ingin bepergian jarak jauh antar kota di luar Jawa.

Baca Juga: Transformasi Besar Dunia Otomotif, Bagaimana Anak Muda Melihat Tren Mobil Pintar di 2025?


4. Kurangnya Edukasi & Sosialisasi
Selain faktor fisik, ada juga tantangan non-teknis berupa kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara menggunakan SPKLU. Di daerah yang belum terbiasa dengan kendaraan listrik, banyak masyarakat masih awam mengenai cara pengisian daya, metode pembayaran digital, hingga keamanan penggunaan SPKLU.
Tanpa edukasi yang memadai, keberadaan SPKLU bisa jadi tidak optimal dimanfaatkan.

5. Strategi Mengatasi Tantangan
Untuk mempercepat pembangunan SPKLU di kota kecil dan luar Jawa, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan:

1. Skema Kerja Sama Pemerintah & Swasta (PPP)
Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal maupun subsidi agar investor swasta tertarik membangun SPKLU di daerah dengan potensi pasar kecil.

2. Model SPKLU Skala Kecil
Tidak semua daerah membutuhkan SPKLU ultra cepat. Pemasangan SPKLU dengan daya menengah (7–22 kW) di SPBU, kantor desa, atau pusat komunitas bisa menjadi solusi awal dengan biaya lebih terjangkau.

3. Pemanfaatan Energi Terbarukan Lokal
Di luar Jawa yang memiliki potensi energi surya dan angin, SPKLU bisa dikombinasikan dengan pembangkit energi terbarukan untuk mengurangi beban jaringan PLN sekaligus mendukung energi hijau.

Halaman:

Tags

Terkini