Realitasonline.id | Di tengah persaingan menuju mobilitas otonom penuh, Tesla vs Waymo, menempuh cara yang sangat berbeda dalam mewujudkan layanan robotaxi di Eropa.
Namun, para ahli meragukan apakah salah satu dari mereka benar-benar punya solusi jangka panjang yang dapat diandalkan.
Sebelumnya, Waymo yang merupakan anak perusahaan Alphabet (induk Google), selama ini dipandang sebagai robotaxi yang baik-baik saja.
Baca Juga: Modifikasi Suzuki Karimun Kotak: Mobil Tahun 2000 yang Diracik Rasa Showroom
Dengan pendekatan teknologi berbasis lidar, radar, dan kamera, Waymo tampil hati-hati dan metodis.
Namun, meski terlihat lebih mapan secara teknologi, Waymo tetap belum bebas dari masalah serius di lapangan.
Sementara itu, Tesla, dengan pendekatan software-heavy dan hanya mengandalkan kamera serta kecerdasan buatan, yang lebih cepat dan skalabel.
Baca Juga: Tesla Model Y Performance 2025: Mobil Listrik Crossover Tercepat Kini Hadir di Eropa
Waymo sudah menjalankan lebih dari 250.000 perjalanan otonom tiap minggu di lima kota besar AS.
Sementara Tesla baru menjalankan uji coba terbatas di Austin, dengan robotaxi berbasis Model Y yang masih diawaki pengemudi cadangan.
Elon Musk menjanjikan akses penuh ke publik mulai September 2025, meski publik tahu, janji seperti itu bisa mundur jadi tahun depan atau lebih lama.
Baca Juga: Restorasi Toyota Kijang Super 1995: Simpel, Orisinal, Khusus Mesin Total Direstorasi
Di luar soal teknologi dan keselamatan, ada dampak lain yang nyata seperti turunnya pendapatan pengemudi manusia.(***)