otomotif

Aki Drop vs Aki Soak: Pahami Perbedaannya Agar Tidak Salah Penanganan!

Sabtu, 27 September 2025 | 17:11 WIB
Aki prima memudahkan start mesin tanpa kendala. (Realitasonline.id/Pexels)

 

Realitasonline.id | Ketika mobil tiba-tiba mogok dan tidak mau dihidupkan (starter), reaksi pertama pemilik kendaraan seringkali langsung menyimpulkan bahwa aki sudah mati total atau "soak." Padahal, dalam dunia otomotif, terdapat perbedaan mendasar antara kondisi aki drop dan aki soak. Memahami perbedaan ini sangat penting, sebab salah penanganan—terutama pada mobil modern dengan sistem kelistrikan yang sensitif—dapat berujung pada biaya perbaikan yang tidak perlu atau bahkan kerusakan yang lebih serius.

Kondisi aki drop atau tekor merujuk pada penurunan tegangan sementara di bawah batas normal (sekitar 12 Volt), namun sel-sel internal aki masih berfungsi baik dan mampu menyimpan daya. Aki drop biasanya disebabkan oleh faktor eksternal, seperti lupa mematikan lampu mobil semalaman, mobil jarang digunakan (self-discharge), atau adanya masalah pada sistem pengisian (alternator) yang tidak bekerja optimal. Gejala utamanya adalah starter mesin yang lemah atau tidak kuat sama sekali, namun lampu indikator di dashboard masih bisa menyala redup. Kabar baiknya, aki dalam kondisi drop masih bisa diselamatkan sepenuhnya hanya dengan diisi ulang (charging) atau di-jumper. Setelah diisi ulang, aki akan kembali normal dan berfungsi seperti sediakala, asalkan penyebab tekornya segera diatasi.

Baca Juga: Rahasia Umur Panjang Aki: Inovasi Material Canggih yang Membuat Anda Lupa Kapan Terakhir Ganti

Sebaliknya, aki soak adalah kondisi yang lebih fatal, di mana sel-sel internal aki mengalami kerusakan permanen dan tidak lagi mampu menahan daya (hold charge). Kerusakan ini bisa berupa korosi plat timbal yang parah, shedding (rontoknya material aktif) pada plat, atau pengerasan sulfat (sulfation) yang tidak bisa dihilangkan lagi. Aki soak biasanya terjadi karena umur pakai yang sudah habis (melebihi 2-3 tahun), penggunaan yang terlalu ekstrem (sering mengalami deep discharge berulang kali), atau masalah pengisian berlebihan (overcharge) yang menyebabkan panas. Gejalanya serupa: mobil tidak bisa di-starter. Namun, meskipun sudah diisi daya penuh, tegangan aki soak akan turun drastis dalam waktu singkat, bahkan hanya dalam hitungan jam. Sayangnya, satu-satunya penanganan untuk aki soak adalah penggantian dengan aki baru.

Untuk membedakannya secara pasti, bengkel biasanya menggunakan alat penguji beban (load tester). Jika aki masih memiliki kapasitas untuk menahan beban arus tinggi, berarti masih dalam kondisi drop dan bisa diisi ulang. Namun, jika tegangan langsung anjlok saat diberi beban, itu adalah indikasi pasti bahwa aki telah soak. Jadi, sebelum memutuskan untuk membeli aki baru, pastikan dulu dengan pengujian yang tepat; bisa jadi aki Anda hanya butuh pengisian ulang dan penanganan drop, bukan penggantian total.

Tags

Terkini