Realitasonline.id - Perjanjian IEU-CEPA bukan hanya menurunkan harga mobil Eropa, tetapi juga mengubah lanskap bisnis dealer dan layanan purna jual. Simak bagaimana industri servis dan jaringan distribusi siap menghadapi lonjakan permintaan baru.
1. IEU-CEPA: Momentum Penting bagi Ekosistem Otomotif Premium
Perjanjian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) telah membuka babak baru dalam industri otomotif nasional.
Dengan penghapusan tarif impor untuk kendaraan asal Eropa, merek seperti BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, Audi, hingga Volvo kini memiliki peluang untuk memperluas pasar di Indonesia.
Namun, dampak IEU-CEPA tidak berhenti di sisi harga jual kendaraan saja. Yang lebih menarik adalah efek domino pada sektor dealer, servis, dan jaringan purna jual yang menjadi tulang punggung keberlanjutan industri otomotif.
Baca Juga: Simulasi Harga Baru Mobil Eropa 2025: BMW X1, Mercedes A-Class, hingga VW Tiguan Kini Kian Terjangkau
2. Dealer Mobil Eropa Bersiap Ekspansi: Momentum yang Ditunggu
Sebelum IEU-CEPA, pasar mobil Eropa di Indonesia tergolong sempit dengan volume penjualan di bawah 10.000 unit per tahun. Alasannya sederhana, harga terlalu tinggi, dan biaya perawatan mahal. Kini, dengan tarif impor dihapus dan harga jual turun hingga 20–25%, potensi penjualan mobil Eropa diperkirakan melonjak dua kali lipat dalam dua tahun ke depan.
Menyambut peluang ini, sejumlah prinsipal Eropa telah menyiapkan strategi ekspansi agresif:
- BMW Indonesia berencana menambah 3 diler baru di Jawa Tengah dan Kalimantan pada 2026.
Baca Juga: Langka! Honda Scoopy X Kuromi: Skutik Fashion Edisi Berdesain Unik dan Trendi
- Mercedes-Benz Distribution Indonesia memperkuat kemitraan dengan dealer independen di Surabaya dan Makassar.
- Volkswagen dan Audi tengah menjajaki model kemitraan hybrid antara showroom digital dan pop-up store di kota-kota besar.
Langkah ini menunjukkan bahwa industri diler bukan sekadar menunggu pembeli datang, melainkan bertransformasi menjadi pusat pengalaman (experience center) yang menampilkan teknologi dan gaya hidup Eropa.
Baca Juga: Toyota Kijang Innova Reborn: Kenyamanan, Keamanan, dan Kepercayaan dalam Satu Kendaraan
3. Investasi di Layanan Purnajual Jadi Kunci Keberhasilan
Kendaraan Eropa identik dengan teknologi tinggi dan sistem kelistrikan kompleks, sehingga layanan purna jual (after-sales service) menjadi faktor paling krusial dalam memenangkan kepercayaan konsumen Indonesia. Produsen kini dituntut tidak hanya menjual mobil, tetapi juga membangun ekosistem servis yang efisien, transparan, dan ramah konsumen.
Beberapa langkah strategis yang mulai terlihat:
- BMW Service Inclusive (BSI): Menawarkan perawatan gratis hingga 5 tahun atau 60.000 km, termasuk penggantian oli dan suku cadang asli.
- Mercedes-Benz Star Service: Program diskon servis untuk kendaraan berusia di atas 5 tahun, bertujuan menjaga loyalitas pelanggan lama.
- Volkswagen Care App: Aplikasi digital yang memungkinkan pemilik mobil memesan servis, mengecek riwayat perawatan, hingga menghitung estimasi biaya.
Kebijakan seperti ini akan menjadi penentu utama daya saing mobil Eropa di Indonesia, karena konsumen semakin cerdas dan sensitif terhadap biaya kepemilikan jangka panjang.
4. Tantangan: Teknisi Terampil dan Biaya Operasional Tinggi
Meski peluang terbuka lebar, industri servis mobil Eropa masih menghadapi tantangan struktural.
Baca Juga: Toyota GR86 Yuzu Edition 2025: Spesial Cerah Terinspirasi Scion FR-S, Mengusung Warna Kuning Yuzu
- Pertama, jumlah teknisi bersertifikat untuk kendaraan Eropa di Indonesia masih sangat terbatas. Dari sekitar 35.000 teknisi otomotif aktif, hanya sekitar 3% yang memiliki pelatihan khusus untuk menangani sistem elektronik dan diagnostik mobil Eropa.