Realitasonline.id | Helm adalah perlengkapan keselamatan yang memiliki masa pakai, meskipun tidak tertera tanggal kedaluwarsa eksplisit seperti produk makanan. Banyak pengendara beranggapan bahwa selama helm masih terlihat utuh dan tidak ada retakan besar di cangkangnya, helm tersebut masih aman digunakan. Padahal, helm memiliki batas umur teknis, dan setelah melewati batas tersebut, kemampuan helm untuk melindungi kepala saat terjadi benturan menurun drastis. Ada tiga tanda tak terlihat, yang seringkali hanya diketahui oleh teknisi bengkel, yang mengindikasikan bahwa helm Anda sebenarnya sudah kedaluwarsa dan harus segera diganti.
Baca Juga: Kunci Motor Hilang? Ini Trik Mengatasinya Saat Darurat
Tanda pertama adalah kerapuhan dan penyusutan lapisan EPS (Expanded Polystyrene). Lapisan EPS atau busa keras putih di dalam helm adalah komponen penyerap guncangan utama. EPS bekerja dengan cara hancur saat terjadi benturan, menyerap energi benturan agar tidak mencapai kepala. Seiring waktu, karena paparan panas, keringat, dan zat kimia (seperti minyak rambut atau parfum), busa EPS akan mengeras, mengering, dan menyusut. Helm yang EPS-nya sudah getas tidak akan hancur untuk menyerap benturan; sebaliknya, ia akan meneruskan sebagian besar energi benturan langsung ke kepala. Tanda yang bisa Anda rasakan adalah helm terasa lebih longgar dari biasanya, meskipun busa interior (lapisan kain) belum diganti. Jika Anda menekan busa keras EPS dengan jari dan terasa sangat kaku, itu adalah tanda time to say goodbye pada helm Anda.
Tanda kedua adalah degradasi bahan cangkang luar akibat sinar UV dan usia. Cangkang luar helm, baik yang terbuat dari polycarbonate maupun fiberglass, dirancang untuk elastis dan mendistribusikan energi benturan. Paparan sinar ultraviolet (UV) dan perubahan suhu ekstrem secara terus-menerus selama bertahun-tahun akan merusak ikatan kimia plastik atau resin komposit. Cangkang helm yang sudah tua akan menjadi getas dan rapuh. Alih-alih mendistribusikan energi benturan, cangkang yang getas justru rentan pecah atau retak seketika pada benturan ringan, sehingga gagal melindungi. Secara umum, usia pakai ideal sebuah helm adalah 3 hingga 5 tahun sejak tanggal produksi, terlepas dari seberapa sering helm itu digunakan.
Tanda ketiga adalah keausan pada tali pengikat (strap) dan buckle (kunci). Meskipun terlihat sepele, tali pengikat adalah komponen yang menahan helm di kepala saat terjadi kecelakaan. Tali yang sudah getas, berbulu, atau kunci buckle yang terasa longgar atau mudah terlepas saat ditarik, berarti helm sudah tidak dapat memenuhi standar retensi. Helm yang terlempar dari kepala saat benturan sama sekali tidak berguna. Selalu periksa kunci buckle; jika sudah aus, ganti buckle atau tali pengikat. Namun, jika Anda menemukan helm Anda sudah berumur lebih dari lima tahun dan lapisan EPS di dalamnya terasa kaku, segera ganti dengan helm baru yang berstandar keselamatan tinggi.