Madina - Realitasonline.id | Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mandailing Natal (Madina) mendemo Bupati Madina, Jumat (5/1/2024). Hal ini dipicu adanya dugaan kecurangan seleksi penerimaan guru PPPK.
Aksi yang dilakukan oleh HMI itu disebut murni dari keperihatinan mereka terhadap dugaan kecurangan dalam seleksi penerimaan guru PPPK di Madina tidak ada kepentingan lain.
Aksi mulai memanas ketika massa HMI tidak diperbolehkan masuk untuk memastikan apakah benar bupati mandailing natal benar tidak ada didalam.
Sonjaya Rangkuti selaku Koordinator Aksi menerangkan bahwa aksi yang dilakukan oleh HMI ini murni untuk melawan kedzoliman.
"Kami ingin berjumpa Bupati Mandailing Natal untuk mempertanyakan dugaan kecurangan seleksi PPPK. Kalau memang Bupati tidak berada di Kantor, kenapa kami tidak diizinkan masuk?" katanya.
"Kami hanya ingin memastikan saja, apakah benar bapak bupati tidak berada di dalam? karena yang kami bawa adalah aspirasi rakyat, aspirasi masyarakat, terkhusus aspirasi dari guru," tambahnya.
Baca Juga: Hore! Alun-Alun Kota Padangsidimpuan akan Segera Diresmikan, Begini Penjelasan Sekda
Maka kalau benar bupati tidak ada di dalam kata dia, pihaknya berjanji tidak ada yang melakukan kerusakan dan sejenisnya.
"Tetapi tetap saja tidak diperbolehkan, kalau diperbolehkan pun hanya 1 atau 2 orang, ini maksudnya apa," ujar Sonjaya Rangkuti, Koordinator Aksi.
Aksi mulai lebih memanas ketika HMI hendak melakukan bakar ban bekas di depan Kantor Bupati Madina.
Lalu aksi tarik menarik ban bekas dengan pihak kepolisian pun tidak terelakkan. Bahkan terjadi saling kejar mengejar antara mahasiswa dan pihak kepolisian.
Zainul Arifin, selaku Koordinator Lapangan menerangkan bahwa HMI Cabang Madina ingin membakar ban bekas untuk menambah daya semangat perjuangan.
Baca Juga: Inflasi Dibawah Rata- Rata Nasional, Baskami Apresiasi Kinerja TPID Sumut