Realitasonline.id - Taput | Pemilihan Umum Legislatif DPRD Kabupaten, Provinsi dan Pusat yang akan digelar Rabu 14 Februari tinggal hitungan Minggu. Para Calon Legislatif yang akan berupaya merebut kursi DPR, disisa hitungan Minggu terjun ke akar rumput, mencari simpati pemilihnya.
Berbagai jargon, visi misi hingga janji politik ditebar kepada konstituennya guna menarik dukungan pemilih yang nantinya akan menjadi modal duduk di kursi legislatif.
Pun demikian dengan Sihar Sitorus sebagai Petahana, di tengah kesibukan kampanye pemilu, selaku anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali turun menjumpai konstituennya di Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara sekitar awal Januari.
Pada kesempatan ini, Sihar Sitorus didampingi Sarma Hutajulu merupakan Caleg DPRD Sumut Tingkat I dan Caleg DPRD tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara Tiurma Silitonga.
Baca Juga: Polres Batubara Ajak Masyarakat Berpartisipasi Dalam Pemilu
Menurut Caleg DPR RI nomor urut 4 Dapil Sumut II tersebut, kedatangan ini merupakan kegiatan ramah tamah dengan konstituen sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.
“Waktu saya masih tersisa 10 bulan lagi jadi bagi amang inang, kalau ada proposal permohonan bantuan silahkan dikasih ke saya, tapi dalam bentuk kelompok. Kalau belum ada kelompok segera bentuklah kelompok, seperti kelompok tani, kelompok UMKM, kelompok penenun, " ujar Sihar.
Menurut Sihar, selama Empat tahun menjabat sebagai wakil rakyat telah menyalurkan berbagai program dan bantuan di 255 titik, tersebar di 83 kecamatan di dapil Sumatera Utara II, baik berupa perbaikan infrastruktur jalan, akses jalan tani, bantuan pemberdayaan UMKM dan akses KUR, bantuan sembako, ambulance, serta renovasi rumah ibadah.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang warga yang berprofesi sebagai penenun ulos mengeluhkan harga benang Ulos yang relatif mahal, sementara harga jualnya murah.
Baca Juga: Baskami Ginting Menyayangkan Buruknya Pengelolaan Medan Zoo
“Pak Sihar, kami sebagai penenun Ulos ini merasa kebingungan, harga benang yang kami beli mahal, tapi kalau kami jual hasil tenun kami, dibelinya murah. Satu kain ulos kami kerjakan hampir 2 bulan, tapi kalau kami jual harganya 1 juta, tidak sesuai dengan modal dan waktu yang kami keluarkan,” pungkasnya
“Nah, untuk itu tadi saya menyarankan inang bentuk kelompok penenun terlebih dahulu, nanti mungkin bisa saya fasilitasi, saya bantu carikan jalan kepada mitra kerja saya di Komisi XI untuk pemberdayaan penenun Ulos”, pungkas Sihar.
Penanya kedua mengajukan pertanyaan kepada Sarma Hutujulu dan Tiurma Silitonga terkait sistem zonasi di sekolah yang terkesan memberatkan siswa dan orang tua.
Baca Juga: Panwaslu Kecamatan Portibi Ingatkan Kades Jaga Netralitas Di Pemilu 2024