"Pj bupati dan seluruh instansi terkait kami harap netral-lah di Pilkada ini. Soal pilihan silakan saja berbeda karena itu hanya diri kita dan Tuhan yang tahu. Namun dalam perbuatan janganlah kita perlihatkan dan menciptakan kegaduhan ini. Kami mendengar seperti kiriman papan bunga hingga demo itu semacam sudah di-setting dan tentunya ini sudah membuat kegaduhan serta kerukunan masyarakat Taput," ujar Marslan.
Ia mengajak semua masyarakat kembali menghayati Dalihan Natolu sebagai falsafah hidup orang Batak. Dalihan Na Tolu atau “Tungku Nan Tiga” memiliki makna sistem pranata sosial patrilineal, artinya kedudukan laki-laki yang lebih utama sehingga mengharuskan perempuan ketika sudah menikah harus mengikuti suami dan menjadi anggota kerabat suami termasuk keturunannya.
"Jika ini dengan benar kita hayati maka tidak akan ada konflik yang terjadi. Mari kita tetap
menjunjung tinggi adat dan adab. Selama ini kami terus menyosialisasikan soal ini di seluruh desa-desa yang ada di Taput. Mari saling kita jaga kekondusifan. Kami siap turun dengan tokoh masyarakat dan adat lainnya, sejalan sepikir untuk menjaga kekondusifan di Taput ini," pungkasnya.
Baca Juga: Sesalkan Berita tanpa Konfirmasi, Ketua KPU Batu Bara: Jangan Asal Gas, Jangan Perkeruh Suasana!
Apresiasi Mendes
Tokoh masyarakat Taput lainnya, Tohom Tobing, mengapresiasi Mendagri Tito Karnavian dan menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), telah mengirimkan sosok Dimposma Sihombing yang berhasil membuat kegaduhan dan memecah belah kehidupan masyarakat Taput.
Dimposma saat ini menjabat sebagai Direktur Penyerasian Pembangunan Sosial Budaya dan Kelembagaan Daerah Tertinggal Kemendes PDTT.
"Jika sampai 27 November mendatang Pj bupati kiriman Mendagri dan Mendes PDTT ini masih menjabat, kami tidak garansi keamanan di Taput. Kelihatannya dia sudah kondisikan Taput ini seperti lima tahun yang lalu. Dia inginkan Taput ini chaos lagi dengan apa yang dia perlihatkan saat ini," tegas pria yang juga Ketua Kelompok Sadar Kamtibmas Kabupaten Taput ini.
Mantan ketua AMPI Taput empat periode ini menambahkan, masyarakat Taput sangat menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan peradaban. Jangan gara-gara Pilkada dan berbeda pilihan, kondusivitas di Taput menjadi terganggu serta terjadi polarisasi yang tinggi antar-elemen masyarakat.
"Kami harus akui bahwa kondisi di Taput akhir-akhir ini tidak baik-baik saja. Malah kami melihat cenderung arahnya seperti lima tahun yang lalu, seperti pembakaran kantor panwas dan gejolak-gejolak lainnya," katanya.
Richard Pakpahan, tokoh masyarakat asal Tarutung, menambahkan bahwa sesuai informasi yang diperolehnya bahwa Pj Bupati Dimposma juga melakukan intervensi ke kepala Dinas Pendidikan melalui kepala seksi untuk memobilisasi para kepala sekolah mendukung salah satu paslon.