"Pernyataan yang disuarakan oleh Ephorus HKBP Pdt Victor Tinambunan yang mendesak penutupan TPL, sangatlah tidak tepat. Masih sangat banyak persoalan mendasar, baik itu dalam internal gereja hingga persoalan sosial masyarakat lainnya yang lebih membutuhkan atensi dari seorang Ephorus HKBP daripada sekedar desakan penutupan TPL," ungkapnya.
Anton mengisahkan awal berdirinya PT Inti Indorayon Utama yang sangat memberikan dampak perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di wilayah Tapanuli hingga kemudian berganti nama menjadi PT Toba Pulp Lestari dengan konsep ramah lingkungan.
"TPL berdiri berdasarkan keinginan masyarakat hingga kondisi terkini yang go public, dan dampak keberadaannya sangat dirasakan masyarakat," sebutnya.
Dengan seruan Ephorus HKBP yang mendesak penutupan TPL justru sangatlah tidak tepat dan menganggu iklim investasi serta berdampak kepada PHK ditengah kelesuan ekonomi.
Baca Juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, BRI Gelar BRI Menanam - Grow & Green di Berbagai Daerah
"Saya lebih sepakat agar upaya pengawasannya yang ditingkatkan. Jika ada pernyataan tutup TPL, saya kira akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya," imbuhnya.
Sebelumnya, Ephorus HKBP Pdt. Victor Tinambunan, belum lama ini, menyerukan agar PT TPL ditutup karena berdampak negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan konflik horizontal di Tano Batak.
Ephorus juga secara tegas menyerukan agar TPL ditutup karena dinilai tidak membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, melainkan menimbulkan krisis lingkungan dan konflik horizontal.
HKBP mengklaim bahwa keberadaan TPL telah menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti banjir, pencemaran air dan udara, serta hilangnya lahan pertanian produktif.