Sarjana Besi dari Padang, Jejak Dirut Inalum Melati Sarnita Menempa Hilirisasi Nasional

photo author
- Jumat, 13 Juni 2025 | 17:39 WIB
Tahun 2017, ia dipercaya menjadi Direktur di PGN LNG Indonesia. Namun, babak besar datang saat ia dipinang Krakatau Steel pada 2019 sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Setahun kemudian, ia naik menjadi Direktur Komersial. Di tengah derasnya tekanan global terhadap industri baja, Melati menorehkan s
Tahun 2017, ia dipercaya menjadi Direktur di PGN LNG Indonesia. Namun, babak besar datang saat ia dipinang Krakatau Steel pada 2019 sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Setahun kemudian, ia naik menjadi Direktur Komersial. Di tengah derasnya tekanan global terhadap industri baja, Melati menorehkan s


Realitasonline.id - Batubara | Di sebuah sudut kota Padang yang sunyi pada dekade 1980-an, Melati Sarnita kecil duduk di ruang tamu rumahnya. Di hadapannya, majalah-majalah tua tentang kilang minyak Caltex dan cerita ayahnya tentang kilang-kilang raksasa di Riau membentuk benih imajinasi. Ia tak ingin menjadi dokter, bukan pula guru. Ia ingin memahami logam, panas, dan struktur keras yang menyimpan kekuatan perubahan.

Puluhan tahun kemudian, mimpi itu menjelma dalam sosok perempuan dengan gelar Sarjana Teknik Metalurgi dari Universitas Indonesia, dan kini menjabat Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM). Dari migas, baja hingga aluminium, Melati bukan hanya berjalan melintasi sektor, tapi menapaki jalan sunyi yang jarang dilalui perempuan.

Selepas UI, Melati menempuh dunia profesional di sektor energi—mulai dari Kodeco Energy hingga Chevron. Dunia migas membentuknya dalam ketepatan, efisiensi, dan keberanian dalam mengambil keputusan.

Baca Juga: Jamaah Haji Kloter 1 Tiba di Kota Padangsidimpuan, 1 Orang Wafat di Tanah Suci

 

Tahun 2017, ia dipercaya menjadi Direktur di PGN LNG Indonesia. Namun, babak besar datang saat ia dipinang Krakatau Steel pada 2019 sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Setahun kemudian, ia naik menjadi Direktur Komersial. Di tengah derasnya tekanan global terhadap industri baja, Melati menorehkan strategi komersial yang menguatkan posisi Krakatau Steel.

"Kita tidak hanya menjual besi. Kita menjual strategi nasional," begitu ia pernah menyatakan dalam wawancara internal perusahaan.

Mei 2023, Melati menutup lembar Krakatau Steel dan membuka babak baru di INALUM sebagai Direktur Pengembangan Usaha. Di tengah tekanan global terhadap industri aluminium, ia menyusun cetak biru ekspansi kapasitas peleburan dari 250.000 ton menjadi 300.000 ton per tahun.

"Kalau kita bisa olah sendiri bauksit menjadi aluminium ingot, kenapa harus ekspor mentah?" katanya lantang dalam sebuah forum BUMN. Inilah esensi hilirisasi: menambah nilai, menyerap tenaga kerja, dan memperkuat kedaulatan industri.

Baca Juga: Kompatir Beraudiensi dengan Kejati Sumut, Perlu Laksanakan FGD

 

Pada Juni 2025, ia diangkat menjadi Direktur Utama INALUM. Di tangan Melati, INALUM bukan sekadar produsen logam, tapi menjadi poros hilirisasi nasional, termasuk rencana pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik.


Bagi Melati, menjadi sarjana metalurgi bukanlah semata soal gelar akademik, tapi bentuk konsistensi terhadap ilmu dan kontribusi nyata. Di sektor yang masih sangat maskulin, ia tidak memimpin dengan suara tinggi, tapi dengan data, strategi, dan keberanian membuat keputusan besar.

"Saya bukan perempuan pertama di sini. Tapi saya ingin memastikan, saya bukan yang terakhir," ucapnya di depan para mahasiswi teknik dalam seminar di UI.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iin Prasetyo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB
X